Gak ada keadaan darurat kalo kita siap. Kalian gak mau kan naik gunung, terus turunnya bareng BASARNAS?
Itulah salah satu quote yang ada di woro-woro atau info yang di share di official grup whatsapp Komunitas Backpacker Jakarta.
Untuk pertama kalinya Komunitas Backpacker Jakarta mengadakan event yang bertajuk “Basic Mountaineering Course” atau Pelatihan Dasar Pendakian Gunung. Acara yang diikuti oleh 100 peserta ini berlangsung pada tanggal 11 dan 12 November 2017 di dua lokasi yang berbeda yaitu Kampung Cikoneng dan area orientasi medan di Gunung Luhur di Cisarua Bogor – Jawa Barat. Tidak hanya orang dewasa yang mengikuti kegiatan ini ada pula 2 anak pasangan Suhir dari Klub Weekday Holiday Backpacker Jakarta dan Gita yang bernama Azka (8 tahun) dan Adli (6 tahun) yang turut serta mengikuti kegiatan ini bersama dengan kedua orangtuanya serta Kevin (12 tahun) yang sudah punya jam terbang mendaki dibeberapa gunung bersama teman-teman dari Backpacker Jakarta #13
Berkumpul di Sekretariat Backpacker Jakarta pada sabtu dini hari seluruh peserta berangkat ke lokasi acara dengan menggunakan Tronton yang sudah disiapkan oleh panitia kegiatan. Pukul 03.30 Wib seluruh peserta tiba dilokasi Kampung Cikoneng yang berada di tengah Perkebunan Teh milik PT. Sumber Sari Bumi Pakuan.
Pada pukul 06.00 peserta memulai aktifitas hari pertama dengan senam pagi dilanjutkan dengan sarapan. Tepat pukul 08.30 acara Basic Mountaineering Course dibuka secara resmi oleh Merulla selaku Ketua Pelaksana kegiatan tersebut.
“Kosongkanlah cangkir yang kalian miliki, serap ilmu sebanyak-banyaknya dari para narasumber berpengalaman dibidangnya yang telah kami hadirkan untuk kalian. Jangan malu untuk bertanya dan manfaatkanlah kegiatan ini untuk mendapatkan ilmu yang akan kalian terapkan pada saat kalian melakukan pendakian suatu hari nanti” ungkap Merul saat memberikan sambutannya.
Acara selanjutnya peserta diberikan teori dasar tentang hal-hal yang wajib diketahui untuk pendaki gunung, materi pembekalan meliputi: Standar peralatan pendakian untuk personal ataupun grup yang disampaikan oleh Virgo Dirgantara yang berprofesi sebagai Mountain Guide di Consina Outdoor Service. Virgo memaparkan apa saja peralatan pendakian yang sesuai standar guna menunjang keselamatan saat melakukan pendakian.
Materi kedua mengenai Pertolongan Pertama Gawat Darurat yang disampaikan oleh Agus Setiawan selaku Kepala Bidang Tanggap Bencana dan Logistik Bulan sabit Merah Indonesia Kota Depok. Agus memberikan pemahaman PPGD bagi para penggiat kegiatan alam terbuka mengenai insiden yang umum terjadi pada aktifitas alam terbuka seperti kram otot, hypothermia, dan tahapan Resusitasi Jantung Paru atau RJP
“Kram otot tidak boleh diurut, cukup dilakukan stretching beberapa kali disertai dengan shaking pada bagian yang kram” ujar Agus pada saat memberikan praktek bagaimana penanganan kram pada peserta BMC.
Untuk teori selanjutnya diisi oleh perwakilan dari Badan Diklat Wanadri yaitu Organisasi Penempuh Rimba dan Pendaki Gunung yang diwakilkan oleh Indra Hermawan yang memaparkan mengenai Survival dan M.Wahyudi yang memaparkan mengenai materi Navigasi Darat. Pada materi survival peserta diajarkan bagaimana cara bertahan hidup di hutan dengan perbekalan seadanya. Sedangkan untuk materi Navigasi Darat peserta diajarkan bagaimana cara membaca peta serta menggunakan kompas yang akan mereka praktekan keesokan harinya.
Acara hari pertama ditutup dengan Sharing session antara peserta dengan perwakilan Wanadri mengenai pengalaman pendakian gunung hingga jam 9 malam.
Di hari kedua para peserta diberikan praktek mengenai Navigasi darat dan survival di area Perkebunan Teh di sekitar Kampung Cikoneng. Peserta dibagi menjadi beberapa kelompok yang langsung dipandu oleh perwakilan dari Badan Diklat Wanadri selama praktek berlangsung. Pada praktek navigasi darat peserta diajarkan bagaimana menentukan lokasi koordinat posisi mereka berada dengan menggunakan peta dan kompas yang sebelumnya sudah dipersiapkan oleh masing-masing peserta. Selanjutnya peserta diberikan tugas untuk mencari suatu lokasi yang titik koordinatnya sudah ditentukan oleh pendamping praktek.
Setelah istirahat siang kegiatan dilanjutkan dengan praktek Survival. Meskipun sempat diguyur hujan deras selama beberapa saat namun itu tidak menyurutkan antusiasme peserta untuk melanjutkan rangkaian kegiatan sampai selesai. Pada praktek survival peserta diberikan bekal bagaimana cara membuat bivak dengan menggunakan poncho atau fly sheet dan bivak alam, cara membuat perangkap hewan, cara membuat api dengan bantuan fire starter serta pengenalan tumbuhan apa saja yang bisa dimakan dan jenis-jenis cacing yang berada di tanaman yang bisa dikonsumsi langsung.
Rangkaian acara ditutup pada pukul 16.30 oleh Merulla selaku Ketua Pelaksana kegiatan, pada acara penutupan juga diberikan beberapa doorprize dan Consina selaku Sponsor pada acara tersebut.
“Banyak ilmu yang didapat dari pelatihan ini, karena 70 persen komunitas kami lebih terjun ke hutan dan gunung, ilmu ini sangat bermanfaat bagi kami yang sering mendaki gunung. Dari apa yang kami tidak tahu, sekarang menjadi tahu, dan dapat mengurangi serta lebih mengantisipasi berbagai hal yang tidak di inginkan saat mendaki gunung. Mungkin kedepannya untuk kegiatan seperti ini dapat dilaksanakan lagi dengan penambahan materi mengenai tali temali dan lainnya, karena materi untuk kegiatan pecinta alam masih banyak lagi” Ujar Eko mewakili Komunitas Blue Green Adventure yang mengikuti acara ini
“Banyak ilmu yang kami dapatkan, yang belum kami tahu sebelumnya. Kebetulan desember nanti kami ada diksar untuk adik angkatan kami, sehingga ilmu yang kami dapatkan pada kegiatn ini dapat bagi bagikan untuk adik kelas kami selanjutnya” ujar Akhadi peserta yang berasal dari Sekolah Tinggi Meteorologi Klimatologi dan Geofisika
Author : @Merulalia
Editor : @febe_shinta
from Backpacker Jakarta http://ift.tt/2z64I5y
via IFTTT
Komentar
Posting Komentar