Langsung ke konten utama

Liputan Trip 3 Nusa Backpacker Jakarta #6

“Apa yang kamu suka dari laut?”

“Aku suka ombaknya yang setia pada pantai, karangnya yang kokoh meski diterpa gelombang dan badai, deburannya yang berirama, buih-buihnya yang timbul tenggelam berkesinambungan tiada henti, seperti nafas dalam kehidupan.  Keindahan yang mengagumkan!”

Ah, panjang nian penjelasannya. Tapi paling tidak, percakapan puluhan tahun dengan salah seorang sahabat ini membuatku selalu penasaran mencari pantai seperti yang dia lukiskan. Dan semua itu aku temukan disini.

Siapa pun pasti ingin jalan-jalanke Bali. Ingin melihat budayanya yang kental, alamnya yang luar biasa, dan senyum ramah yang menyapa para pendatang dari. Surganya wisata. Tapi tentunya belum afdhol kalau belum menginjakkan kaki di 3 Nusa : Nusa Penida, Nusa Lembongan dan Nusa Ceningan.

Tanggal 18-20 Januari 2019, Backpacker Jakarta kembali mengadakan Trip  3 Nusa Part 6, yang di komandani oleh Bang Edi M. Yamin dan Bang Yono, di dukung 27 peserta dengan usia bervariasi mulai dari yang termuda usia 16 tahun dan yang tertua 73 tahun! Trip ini bersifat sharecost sebesar Rp. 660.191,- untuk member BPJ dan Rp. 680.191,- untuk non member. Ini menjadi perjalanan yang special karena mendapat teman-teman baru dengan keunikannya masing-masing yang  membuat trip menjadi seru dan ceria.

Hari Pertama, Jumat, 18 Januari 2019

Sesuai jadwal yang telah diinformasikan di grup watsap, seluruh peserta trip diminta berkumpul jam  07.00 pagi di Pelabuhan Sanur, Bali. Ga boleh telat. Telat ditinggal. Kejam. Gapapa, soalnya kita semua akan naik Kapal Express ke Nusa Penida. Supaya tidak terlambat, beberapa pesereta memilih tiba di Bali satu hari sebelumnya, supaya bisa on time, bahkan ada yang sudah berada di Bali sejak hari Selasa. Niat banget yaa?  Dan ada yang baru berangkat di penerbangan terakhir hari Kamis, tiba di Bali jam 12.00 malam. Ciiiee, ngotot bangetyaa yang ngebet ngetrip!

Titik kumpul di loket Marruti Express. Satu persatu peserta mulai berdatangan, bercampur baur  dengan penumpang lain. Saling menebak-nebak ini siapa itu siapa, karena sebelumnya kami hanya saling menyapa di grup watsap. Lucunya ada yang semalam sama-sama berada dalam  satu pesawat di penerbangan terakhir, duduk bersebelahan pula, tapi baru sadar bahwa sama-sama peserta trip ketika bertemu lagi di loket Marruti Express ini. Dan lumerlah segala kebekuan dan kekakuan, berubah  menjadi canda tawa dan saling meledek. Tak kenal maka tak sayang.

Jam 8.00 seluruh penumpang  diminta naik ke kapal. Sungguh diluar dugaan, ternyata kita harus berjalan ke kapal dengan cara nyemplung ke air. Semua alas kaki harus di lepas. Awalnya hanya basah semata kaki. Lalu sebetis. Lalu selutut. Lama-lama sepaha juga! Belum lagi ombaknya kalau nakal, siap-siap basah sepinggang ya! Di pelabuhan ini ga ada dermaga.

Kapal Marruti Express melesat, menempuh sekitar 30 menit dari Pantai Sanur ke Nusa Penida. Kapal berlabuh di Pelabuhan Toya Pakeh Nusa Penida. Seluruh peserta trip diarahkan menuju Homestay, tak jauh dari pelabuhan. Pemilik Homestay, Ibu Siti, menyambut dengan ramah. Kami beristirahat sebentar, meletakkan tas dan barang-barang bawaan. Sesuai instruksi Komandan Yono, kita akan bergegas ke destinasi pertama, explore bagian Barat pulau, mengunjungi RumahKayu, Pantai Atuh dan Diamond Beach. Pukul 10.00 kami berkumpul kembali dan 3 (tiga) unit kendaraan telah tersedia untuk mengantar kami berjalan-jalan. Yeay! Oya, Toya Pakeh  merupakan kampung muslim, jadi buat yang muslim, tidak perlu ragu dengan makanannya.

Rumah Kayu

“Makan  siang sudah ada di tiap kendaraan. Nanti kita makan siang bareng di RumahKayu,” informasi dari Bang Yono memberi angin segar bagi perut yang meraung-raung. Terutama buat yang belum sarapan. Tapi rasa lapar jadi hilang ketika mobil mulai melaju menuju Rumah Kayu.  Pemandangan pesisir pantai bagitu indahnya, rugi rasanya jika tidak menikmatinya. Di perjalanan kami menjumpai barisan penduduk yang sedang melakukan upacara adat dengan iringan music khasnya.  Seketika kamera handphone bekerja, untuk mengambil beberapa gambar.

Sekitar 1 jam perjalanan, tibalah di Rumah Kayu. Di area parkiran ada beberapa saung tempat istirahat dan warung, kami makan siang bersama, setelah itu mulai melakukan explore.  Panas matahari mulai menyengat namun tidak menyurutkan langkah untuk bergembira. Item-item deh! Yang penting happy! Dan tahukah teman, apa yang di maksud Rumah Kayu itu? Aku pun baru tau setibanya di sana. Mulanya terpikir akan memasuki area hutan dengan pepohonan lebat dan ada rumah-rumah alami dari kayu.

Ternyata yang kami jumpai adalah pemandangan pantai yang indah. Dan untuk mencapai rumah kayu, kita harus menuruni tangga-tangga batu dengan kemiringan yg cukup curam, menguras tenaga dan menguji jantung. Paling tidak butuh 15-30 menit untuk sampai di beberapa bangunan etnik yang terbuat dari kayu, dan di bawah sana ombak laut berdebur kencang menghantam bukit-bukit karang yang berdiri kokoh menahan terpaannya. Bagus banget, sumpah! Terik sinar matahari terabaikan, puluhan foto merekam keindahan panorama dan aksi model-model ketjeh dengan berbagai gaya dari Backpacker Jakarta.

“Kita disini sampai jam 1 siang yaa!  Abis ini masih ada yang lebih keren lho, hemat-hemat tenaga. Kita akan ke Pantai Atuh yang bersebelahan dengan Diamond Beach. Fotonya jangan terlalu ke pinggir yaa, bahaya!” Komandan Yono mengingatkan,  setelah itu ia merebahkan badannya di saung kayu, cape kali yaa? Sementara peserta trip sibuk cekrak-cekrek tidak mau melewat kan kesempatan yang bagus ini sampai waktu yang diberikan habis. Lanjut ke destinasi berikutnya : PantaiAtuh dan Diamond Beach.

Diamond Beach

Dari area parkir, kita harus berjalan kaki sebentar ke Diamond Beach atau Pantai Atuh. Sepertinya kita harus memilih, mau pantai yang mana. Kedua Pantai ini berada jauh di bawah tebing yang harus ditempuh dengan menuruni banyak anak tangga yang cukup curam dan pasti menguras tenaga.  Buat yang berstamina bagus, lutut  jantung dan nafas tak bermasalah, pasti akan explore keduanya, dijamin terbayar ngos-ngosannya.  Untuk sampai ke bibir pantai Diamond Beach, sekitar 15-30 menit. Sudut kemiringan sekitar 45⁰,  lebar track tidak lebih dari 1 meter saja, jangan kuatir, aman, karena jalur anak tangga dipagar sampai bawah sana. Di pantai ini ada ayunan yang cukup memicu adrenalin. Cobain deh!

Setibanya di Diamond Beach, bercumbulah dengan putihnya pasir yang terhampar sambil bercanda riang dengan gulungan ombak birunya yang berkejaran. Biarkan buih-buihnya menerpa tubuh dan membasahinya. Sensasional!

Pantai Atuh

Sama seperti Diamond Beach, untuk mencapai Pantai Atuh, kita harus menuruni banyak anak tangga yang curam dengan kemiringan yang bervariasi. Bedanya, untuk turun ke Pantai Atuh ini tidak ada pagar. Tapi disediakan tali di beberapa track yang cukup terjal. Butuh 15-30 menit untuk sampai ke bawah. Jika tidak ingin turun, ada warung yang bisa dijadikan tempat beristirahat sambil memandang pantai dari ketinggian.

Rugi kalau tidak turun. Walaupun butuh tenaga ekstra untuk mencapainya, tapi sungguh ini adalah pantai yang luar biasa. Ombaknya begitu tenang dengan airnya yang jernih. Batu-batu kecil, kerang-kerang kecil dan ikan-ikan kecil di dalam air,  terlihat begitu mempesona di keheningan Pantai Atuh. Bahkan angin pun berhembus semilir diam-diam perhalan untuk menjaga ketenangan pantai ini.

Ah,  disini aku merasa tentram. Sayang rasanya jika tidak basah, bercengkerama dengan ombak dan pasir, bermanja dalam sentuhan alamnya yang begitu damai. Segelas jus mangga dan kelapa muda segar penghilang dahaga, membuat hati ini semakin bersyukur bias sampai ke tempat ini. Rebahkan badan sejenak di bawah payung-payung yang terkembang, sambil menghirup kesegaran aroma laut.

Explore hari pertama selesai. Kami kembali ke homestay. Buat yang ingin berburu sunset, bisa menantinya di depan homestay sambil berenang-renang di ombak yang tenang dan dangkal. Setelah itu membersihkan diri dan beristirahat untuk mengumpulkan energi untuk menjelajahi bagian Timur Pulau Nusa Penida esok hari. Buat yang ingin menghabiskan malam dengan berkuliner ria, ada beberapa restoran yang menyajikan seafood dan lainnya.

***

Hari Kedua, Sabtu, 19 Januari 2019

Jam 07.00 pagi,  setelah sarapan kami bersiap-siap untuk explore ke Angel Billabong, Broken Beach, Kelingking Beach dan Crystal Bay. Jam 8.00 Kendaraan melaju menyusuri jalan-jalan di perbukitan yang berkelok-kelok. Sekitar 1 jam perjalanan, kami tiba di tujuan. Ada dua tempat yang bisa dikunjungi di area pertama ini :

Angel Billabong

Seperti trip di hari pertama, letak pantai Angel Billabong dapat dicapai dengan menuruni banyak anak tangga, namun tidak terlalu curam. Di area ini kita akan menjumpai bukit karang yang kokoh dengan tebingnya yang tinggi dan hempasan ombaknya yang keras.

Kita bisa turun ke Angel Billabong dengan menuruni beberapa anak tangga sampai di airnya yang cukup tenang diantara dua tebing. Tetap perhatikan papan peringatan yang terpampang di beberapa tempat, bahwa kita harus menjaga keselamatan diri sendiri karena disini tidak ada penjaga pantai dan sewaktu-waktu bisa terjadi ombak besar tanpa diduga. Selalu gunakan alas kaki, karena batu-batu karangnya tajam. Dan jangan mengambil resiko dengan berfoto terlalu dipinggir tebing, karena rawan jika tiba-tiba datang ombak besar yang tidak terprediksi.

Baca juga : Angel’s Billabong. Bidadarinya Nusa Penida Yang Menakjubkan

Broken Beach

Dari Angle Billabong, kita hanya berjalan sedikit ke Broken Beach. Dan akan kita jumpai keindahan tebing batu karang yang berlubang besar, bisa jadi ini terbentuk karena terpaan  ombak yg dasyat selama bertahun-tahun. Akhirnya menyuguhkan keindahan yang tiada duanya.

Setelah puas bermain-main dan berfoto di keindahan Angel Billabong dan Broken Beach, perjalanan dilanjutkan ke tempat berikutnya. Hari mulai siang, para pengunjung mulai memadati jalan-jalan yang tidak terlalu lebar sehingga menimbulkan antrian yang cukup panjang. Macet. Akhirnya sampai juga.

Kelingking Beach

Ada rasa penasaran kenapa tempat ini dinamakan Kelingking Beach. Mungkin karena bentuk bukitnya yang menjorok ke laut dan dianggap mirip kelingking. Dan sepertinya tipikal pantai-pantai di Nusa Penida adalah ada tracking yang lumayan menguras tenaga. Kelingking Beach adalah yang terparah. Untuk mencapai pantainya di bawah sana butuh waktu 1 jam dengan kecuraman yang sadis.

Untuk yg berstamina prima dan petualang penasaran, ini tantangan yang menggiurkan. Paling tidak butuh 2 jam untuk mengatur nafas dan tenaga turun dan naik. Jika tidak sanggup, jangan nekad, nanti pingsan.  Untuk mendapat view keren berupa background Kelingking Beach yang ekostik, harus antri cukup panjang, tapi hasilnya memang menggemaskan!

Perjalanan masih belum selesai. Setelah ini kami masih melanjutkan explore ke Crystal Bay dan berharap bisa sunset-an di tempat ini.

Crystal Bay

Pasir putihnya begitu halus terhampar luas dengan ombak yang bersahabat. Sesekali ombak besar menerpa pantai. Disini kita bisa bermain air sepuasnya. Berenang pun tak masalah. Bahkan ada tempat penyewaan alat-alat snorkeling Rp. 70.000,-/orang. Kita bisa melihat keindahan bawah laut yang hanya berjarak sekitar 20 meter dari bibir pantai.

Waktu telah menunjukkan pukul 15.30 waktu setempat. Beberapa peserta sudah mulai letih bermain air dan memilih untuk kembali ke homestay untuk beristirahat, setelah mendapat izin dari komandan Yono.

Pukul 20.00 kami semua diminta berkumpul untuk mendiskusikan perjalanan esok hari ke Nusa Lembongan dan Nusa Ceningan. Moment ini diisi pula dengan perkenalan seluruh peserta trip agar makin akrab. Siapa tau yang jomblo bisa menemukan pasangan. Uhuy!!!

***

Hari Ketiga, Minggu, 20 Januari 2019

Ini merupakan hari terakhir trip. Selain diminta untuk bersiap jam 07.00 pagi, seluruh peserta pun diminta untuk packing seluruh bawaan dan menaruh di satu kamar karena kita semua langsung check out. Setelah trip ke Nusa Lembongan dan Nusa Ceningan selesai, akan langsung kembali ke Pantai Sanur.

Langit sangat cerah, di seberang sana Gunung Agung menjulang megah. Beberapa Boat telah siap di bibir pantai, siap mengantar kami untuk menyeberang ke pulau Nusa Lembongan dan Nusa Ceningan.  Satu persatu boat berangkat, melesat membelah ombak, 15 menit saja waktu yang dibutuhkan untuk sampai ke dua pulau ini.

Setelah boat merapat, beberapa teman segera gerak cepat mengambil gambar di Jembatan Kuning, yang menghubungkan Nusa Lembongan dan Nusa Ceningan. Disini beberapa motor sewaan telah tersedia untuk dikendarai mengelilingi dua pulau ini. Nah, disini seluruh peserta harus kompak dan kerjasama. Yang tidak bisa naik motor akan dibonceng oleh yang bisa naik motor.

Blue Lagoon, Nusa Ceningan

Ini adalah destinasi pertama di hari ketiga ini, Blue Lagoon yang berada di Nusa Ceningan yang ditempuh dengan menyeberangi jembatan kuning. Iringan motor Backpacker Jakarta satu persatu melaju di jalan-jalan sejuk di Nusa Ceningan. Mata disegarkan dengan pemandangan pesisir pantai, udaranya begitu bersih dengan aroma dupa dari beberapa pura yang kami lewati. Disini sangat mudah menemukan homestay atau hotel yang terlihat begitu nyaman dan menyuguhkan keindahan pantainya.

Kami tiba di Blue Lagoon yang letaknya agak tersembunyi. Untuk tiba disini kita harus melalui sedikit jalan setapak yang hanya bisa dilalui dengan berjalan kaki atau sepeda motor. Seketika mata terpana memandang air lautnya yang berwarna biru muda. Ombak yang berkerjaran menerpa bukit-bukit kapur yang membentengi pantai ini. Warna bukit batu kapur yang putih, dan air lautnya yang biru muda menjadi perpaduan yang sempurna untuk menjadi background di foto-foto cantik kami.  Kesempatan bagus ini harus diabadikan.

“Di sini kita ga lama-lama yaa! Ada yang lebih keren lhoo! Abis ini kita balik lagi ke jembatan kuning. Arahin googlemap ke Pantai Mahagiri, disini bener-bener keren!” Ah, Bang Yono bener-bener bikin penasaran deh dengan iming-imingnya itu. Jadi kepo, kayak apa sih pantainya?

Pantai Mahagiri, Nusa Lembongan

Kami kembali menyusuri jalan-jalan desa yang sejuk. Kembali menyeberangi jembatan kuning, dan mengikuti arah melalui googlemap.  Sekitar 15 menit bermotor, kami tiba di Pantai Mahagiri. Decak kagum dan puji syukur terucap. Pasir Putih terhampar luas di pantainya yang datar. Pohon-pohon kelapa berjajar, tertata rapi menambah apik pantai ini.

Payung-payung yang meneduhkan dilengkapi tempat bersantai seakan memanggil untuk menghabiskan waktu disini. Nyaman. Benar-benar cocok untuk family time dan menghabiskan liburan berkualitas. Apalagi di pantai ini terdapat resort dengan kolam renangnya yang aduhai, tinggal pilih mau berenang di pantai atau di kolam renang. Pasti pilih dua-duanya!

Beberapa  teman mulai mengantri untuk berpose di sebuah ayunan cantik yang disediakan dengan latar belakang pantai biru dan Gunung Agung yang mempesona. Siapapun pasti ingin mendapatkan gambar terbaiknya di sini.

“Kalau mau makan siang nanti aja ya…setelah ini kita akan ke Dream Beach. Disana banyak yang jual makanan, “ kata Bang Yono. Siiiiiaaap!! Kami menyebar, untuk memaksimalkan tangkapan foto di setiap sudut Pantai Mahagiri.

Dream Beach

Explore berlanjut. Dari Pantai Mahagiri ke tempat ini pun hanya sekitar 15 menit bermotor. Dan tetap mengikuti arah yang ditunjukkan oleh googlemap supaya tidak kesasar. Karena beberapa teman ada yang ngebut, ada pula yang tertinggal. Jadi googlemap ini benar-benar jadi penolong. Dari area parkir, kita harus menuruni beberapa anak tangga yang cukup tinggi untuk menuju pantai.

Seperti namanya, Dream Beach benar-benar seperti pantai impian dengan ombaknya yang nakal. Kadang gelombangnya biasa-biasa saja namun tiba-tiba datang gelombang yang lebih besar. Pasirnya yang tebal membuat pijakan langsung amblas beberapa senti membuat langkah menjadi berat. Menyenangkan!

Tak jauh dari bibir pantai, berdiri beberapa penginapan bernuansa etnik, terbuat dari kayu, dilengkapi dengan cafenya yang menghadap ke pantai. Kami beristirahat dan makan siang disini. Makanan yang disajikan begitu menggugah selera. Beberapa tourist asing terlihat asik berjemur di teriknya matahari, berenang, bermain dengan ombaknya yang liar. Tempat ini pasti disukai oleh orang yang berjiwa muda, cocok untuk berbulan madu.

“Masih ada satu tempat yang terakhir yaa…setelah makan, kita kesana. Dekat kok!” Komandan Yono bersuara. Waah…makin suka deh dengan trip ini!

Devil’s Tears

Hanya sekitar 5 menit menuju tempat ini dari Dream Beach. Nama pantai ini agak-agak menyeramkan ya? Dan ternyata memang sebanding dengan nama yang diberikan.  Dari area parkir, kita hanya berjalan sebentar. Lalu akan kita jumpai batu karang yang berhadapan langsung dengan laut. Ombaknya sangat ganas, menerpa batu karang ini yang berbentuk seperti tapal kuda.

Ombak datang dari segala penjuru dan bertabrakan dalam cekungan karang sehingga menimbulkan percikan dasyat dan riak-riak seperti air mendidih ketika menghepas batu karang. Ombak yang datang begitu hebat akan menghajar ombak balik yang dipantulkan oleh tebing karang menciptakan suara deburan yang kencang. Mengagumkan!

Tetaplah berhati-hati karena ombaknya tidak bisa diprediksi. Bisa saja hempasan ombaknya menghantam orang yang berdiri terlalu pinggir di bibir tebing karang. Ambil zona teraman di tempat ini jika ingin cekrak-cekrek.

***

Pukul 14.00 kami kembali ke Nusa Penida. Trip telah usai. Setibanya di Nusa Penida kami segera berkemas dan merapikan barang bawaan. Sebelum pukul 16.00 harus sudah siap di Pelabuhan Toya Pakeh di loket Marruti Express dan menaiki kapal untuk kembali ke Pantai Sanur.

Trip penuh kebersamaan ini berakhir di Pantai Sanur. Rasanya masih ingin bersama, menjelajahi lagi tempat-tempat indah di Indonesia. Masih banyak tempat yang belum terjamah. Mungkin nanti. Setelah bersalaman, mengucapkan terima kasih dan sayonara goodbye, kami berpisah.

Terima kasih buat semua teman-teman baru di trip ini, special thanks buat Bang Edi M. Yamin dan Bang Yono. Tripnya keren banget! Semoga kita semua selalu diberikan kesehatan sehingga bisa jumpa lagi di trip yang lain.

Author : Vivit Harumsyahl member of Backpacker Jakarta #17
Editor : @rizkyamalia

 

 

 

 

 

 

Posting Liputan Trip 3 Nusa Backpacker Jakarta #6 ditampilkan lebih awal di Backpacker Jakarta.



from Backpacker Jakarta http://bit.ly/2RPQazu
via IFTTT

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pertolongan Pertama Jika Tersengat Biota Laut

Meningkatnya minat wisatawan dalam negeri maupun mancanegara mengunjungi Indonesia juga berdampak terhadap meningkatnya pengunjung yang menelusuri keindahan biota laut Indonesia. Selain mempersiapkan barang bawaan, kalian juga perlu membekali diri dengan pengetahuan tentang bahaya yang biasa terjadi didaerah tersebut guna mencegah jikalau ada kejadian yang tak diinginkan, salah satunya seperti tersengat binatang laut. Berikut tipsnya jika kalian tersengat binatang laut: 1. Ubur-ubur Banyak spesies ubur-ubur di Indonesia, mulai yang tak menyengat hingga yang bisa menyebabkan kematian. Ikuti langkah-langkah berikut jika tersengat ubur-ubur: Tetap tenang Keluar dari air laut Hentikan sengatan Lepaskan tentakel menggunakan kartu hindari kontak langsung Basuh dengan cuka atau backing soda, jika tidak ada gunakan air laut Basuh dengan air hangat selama kurang lebih 20 menit Balut luka dengan perban Segera ke rumah sakit terdekat untuk penanganan lebih lanjut Note!!! Hinda

Keindahan Pulau Cipir Yang Mempesona

Halo sahabat traveler! Bingung mau kemana weekend ini? Buat kalian yang sibuk dan tidak punya waktu banyak untuk berlibur, maka salah satu objek wisata ini sangat cocok menjadi bagi kamu semua. Dimana? Pulau Cipir pasti nya yang terletak di Kepulauan Seribu . Oh iya, Pulau Cipir juga dikenal dengan kata Pulau Khayangan lhoh. Untuk mengexplore tempat wisata ini hanya dibutuhkan satu hari saja dan kalian sudah bisa memanjakan diri dengan pemandangan yang eksotis mulai dari spot bagi pecinta fotography, gardu untuk melihat keseluruhan pulau dari ketinggian, serta sejarah yang tidak kalah menarik. Oh iya, jangan lupa untuk mengajak keluarga atau saudara ya guys, karena Pulau Cipir juga cocok dijadikan tempat quality time keluarga. Rute transportasi Transportasi menuju kesanapun tidak terlalu sulit, jika kalian naik busway, bisa turun di halte Rawabuaya, lalu dilanjutkan dengan menyambung mobil plat hitam ( mobil carry ) sampai di Dermaga Muara Kamal dengan biaya ongkos sebesar Rp8.000

Melihat Wajah Bandar Udara Syamsuddin Noor Banjarmasin, Bandara Tersibuk kedua di Kalimantan

Bandara Syamsuddin Noor adalah salah satu bandara tersibuk kedua di Kalimantan setelah Bandara Sepinggan yang ada di Balikpapan Kalimantan Timur.   Bandara Syamsuddin Noor ini berada di kota Banjarmasin yakni Ibu Kota Provinsi Kalimantan Selatan. Namun sama dengan Bandara-bandara lainya dimana Lokasi Bandara Ibu Kota Provinsi berada diluar Kota karena keterbatasan lahan dan juga menghindari pusat keramaian. Bandar Udara Internasional Syamsuddin Noor (Inggris: Syamsuddin Noor International Airport) (IATA: BDJ, ICAO: WAOO) letaknya ada di Kelurahan Syamsudin Noor, Kecamatan Landasan Ulin, Kota Banjarbaru, Kalimantan Selatan atau 25 km sebelah tenggara dari pusat Kota Banjarmasin, kota terbesar di Kalimantan, dan terletak 10 kilometer selatan-barat dari pusat Kota Banjarbaru. Jujur saat saya menginjakan kaki dibandara ini sedikit terkejut mengingat ukuran bandaranya yang sangat kecil, sempit dan sudah cukup tua, hal ininterlihat dari beberapa bangunan yang terlihat usang. Bandara Sy