Langsung ke konten utama

Liputan Trip Pendakian Gunung Via Selo Merbabu Part #4

Ini bukan tentang menggapai sesuatu menuju puncak. Tapi tentang bagaimana proses melaluinya bersama sama.

Ya, begitulah slogan untuk pendakian gunung merbabu part #4 Backpacker Jakarta kali ini. Tepat nya pada tanggal 14 sampai 16 Juli 2017 dengan sharing cost sebesar Rp 325.157,-/orang, pendakian inipun terlaksana dengan meeting point di Sekretariat Backpacker Jakarta pukul 21.00.

Pendakian kali ini digawangi oleh Cahyadi Arif @cahyadiarf dan Ramdhan @ramdhan19 dan di ikuti oleh 27 peserta lainnya dan bukan hanya itu, kesuksesan pendakian juga dibantu oleh tim backup yakni Amiral Arif, Inu dan Mamet.

Nah, sebelum masuk lebih detail lagi, cus yuk kita cari tahu dulu mengenai gunung merbabu itu ada dimana sih ? atau ada berapa jalur disana ?

Tentang

Gunung Merbabu terletak di Jawa tengah dengan ketinggian 3.142mdpl dan puncak tertingginya yakni Kenteng Songo. Gunung Merbabu berasal dari kata “meru” yang berarti gunung dan “babu” yang berarti wanita. Gunung ini merupakan salah satu gunung yang memiliki bentang alam paling indah di Indonesia, dan untuk mencapai puncak tertinggi nya sendiri dapat dilalui oleh beberapa jalur seperti Thekelan, Cunthel, Wekas, Selo dan Suwanting. Dan untuk pendakian kali ini kami memilih jalur Selo yang katanya lumayan landai. Mau tahu lebih dalam mengenai jalur selo ? cus simak dikit lagi yaa..

 

Jalur Selo

Kecamatan Selo masuk dalam wilayah Kabupaten boyolali, Jawa Tengah. Untuk mendaki ataupun turun gunung Merbabu lewat jalur Selo harus extra hati hati, ini disebabkan karena banyaknya percabangan pada jalur pendakian. Jalur Selo sendiri memiliki 5 pos yaitu Pos 1 (Dok Malang), Pos 2 (Tikungan Macan), Pos 3 (Watu Tulis), Pos 4 (Sabana 1) dan Pos 5 (Sabana 2), setelah itu langsung menuju Puncak Tertinggi yakni Kenteng Songo. Nah untuk jalurnya sendiri kita ulas lebih detail nanti dibawah ya gaes. Jangan penasaran, mending lanjut baca terus kebawah.

Menuju Basecamp

Untuk menuju ke basecamp selo bisa ditempuh dari Magelang atau dari Boyolali. Namun kami lebih memilih melewati jalur Boyolali dengan menggunakan Bis yang sudah kami sewa sejak awal. Dan sampai pada akhirnya kami tiba disalah satu rumah warga yaitu Pak Nardi sekitar jam 12.30 untuk beristirahat sejenak untuk meluruskan badan serta mengembalikan tenaga yang hilang saat melewati perjalanan yang cukup panjang dari Jakarta. Setelah itu sekitar jam 14.00 kami kembali bergegas menuju basecamp selo. Setelah sampai, rombongan kami langsung mendaftarkan diri dan membayar retribusi masuk Taman Nasional Gunung Merbabu dan pukul 15.00 kami ready untuk naik dengan diawali oleh doa.

Menuju Sabana 1 (Area Camp)

Dari basecamp, pendakian diawali dengan melintasi area perkemahan yang sangat luas yang ditumbuhi oleh pohon-pohon pinus sehingga cukup rindang dan sejuk di sore hari. Dengan trek sedikit landai, kami mulai memasuki kawasan hutan. Jalur pendakian saat itu masih cukup landai, namun akan banyak dijumpai pertigaan, maupun perempatan jalur yang menuju ke perkampungan penduduk, untuk itu kita tetap memilih jalur yang paling lebar. Sampai disini masih terbilang landai, tapi setelah melewati sungai kering, trek sudah mulai menanjak. Setelah itu tibalah kami di Pos 2 alias tikungan macan.

Dari pos 2 menuju sabana 1, jalur mulai sedikit terbuka, namun masih melintasi hutan yang sudah tidak terlalu lebat lagi. Jalur mulai menanjak, serta semakin terjal. Lalu dengan menguras banyak tenaga, kami sampai di sabana 1 pukul 20.00 yang menjadi titik point kita mendirikan tenda.

Saat itu cuaca sedikit angin badai yang ditemani dengan citylight serta jutaan bintang yang bertebaran yang sering disebut oleh para pendaki hotel berjuta bintang. Tanpa menghabiskan banyak waktu, setelah tenda terpasang, kami makan malam dan langsung istirahat untuk persiapan summit besok pagi.

Menuju Puncak Kenteng Songo 

Tepat nya pukul 05.00 pagi, kami semua sudah siap untuk summit ke puncak tertinggi yakni Kenteng Songo. Setelah berjuang ke Sabana 1, selanjutnya kami harus berjuang melewati jalur yang berat dan terjal lalu turun dan landai melintasi padang rumput. Pemandangan disekitar Padang Rumput ini sangat indah, dan tidak lupa kami foto foto selfie untuk mengembalikan tenaga kami yang terkuras. Setelah itu, kami tiba di Jemblongan yakni sebuah tempat yang banyak di tumbuhi Edelweis dalam ukuran besar dan rapat. Disana kita bisa beristirahat sejenak sambil tiduran di bawah rindangnya hutan Edelweiss.

Di sini adalah tempat terakhir yang bisa digunakan untuk berteduh dan beristirahat dengan nyaman, karena jalur selanjutnya berupa padang rumput terbuka yang kering dan sangat terjal, berdebu di musim kemarau dan akan menjadi sangat licin jika musim hujan.

Perjuangan kami belom sampai disini, kami harus mendaki bukit yang terjal, licin dan berdebu. Tapi apalah daya, puncak masih belum kelihatan karena masih tertutup bukit. Setelah kembali berjalan cukup jauh, tampak lah puncak Gunung Merbabu. Pemandangan yang sangat indah di depan mata, sekaligus pemandangan yang mencengangkan.

Dari puncak Kenteng songo kita dapat melihat Gunung Merapi dengan puncaknya. Di arah barat terlihat juga Gunung Sumbing dan Sindoro yang kelihatan sangat jelas dan indah, seolah-olah menantang kaki ini untuk di daki. Lebih dekat lagi tampak Gunung Telomoyo dan Ungaran. Dari kejauhan ke arah timur tampak Gunung Lawu.

So, dari basecamp menuju puncak Merbabu dibutuhkan waktu sekitar 7-8 jam. Tertarik mencoba? Angkat ranselmu dan pastinya kalian tidak akan menyesal mendaki Gunung Merbabu lewat jalur Selo karena pemandangannya sangat indah dan akan menjadi pengalaman yang tidak terlupakan!

Testimoni

Reni #10 : Trip Merbabu via Selo ini membuat jatuh cinta berkali-kali dengan jalur yang penuh warna (menanjak & berdebu), alam sekitar yang luar biasa indah & team trip yang solid. Pendakian ini membawa cerita indah sepanjang perjalanan kami, Puncak Merbabu yang di selimuti sabana seperti sebuah lukisan Tuhan yang perlu untuk di jaga dan lindungi.

Yuyun #27 : Tiap perjalanan itu pasti punya cerita masing-masing, tapi nilai perjalanan itu bisa dikatakan sama yakni bahwa perjuangkan apa yang menjadi mimpimu dan keinginan, sesusah, serumit, selelah apapun lakukan. Sama kayak mimpi ke Puncak Merbabu meskipun berat, lelah, lalui mesti harus bermandikan debu dan pasir. Karena hasil nggak akan mengkhianati proses. Penting untuk dicatat #JanganPercayaKataPendaki

Dokumentasi Foto

https://goo.gl/bpkJWU
http://ift.tt/2vEQl6k
http://ift.tt/2udjAiI
http://ift.tt/2vF6A36

Peserta

1. Riza #Basket
2. Vikry #Touring
3. Dede #16
4. Renni #10
5. yuyun #27
6. Hafid #10
7. Majid #NonRt
8. Deden #23
9. Umar #4
10. Maskoes #25
11. Sarmina #26
12. Ronald #25
13. Kiki #24
14. Faiz #10
15. Vicka #NonRt
16. Achul #4
17. Aya #16
18. Hendri #16
19. Sulisa #21
20. Tri #27
21. Fahmi #13
22. Rachmand #27
23. Rizka #NonRt
24. Tery #NonRt
25. Citra #17
26. Hidayat #13
27. Ozan #NonRt

Author : @febe_shinta


from Backpacker Jakarta http://ift.tt/2udyfKU
via IFTTT

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pertolongan Pertama Jika Tersengat Biota Laut

Meningkatnya minat wisatawan dalam negeri maupun mancanegara mengunjungi Indonesia juga berdampak terhadap meningkatnya pengunjung yang menelusuri keindahan biota laut Indonesia. Selain mempersiapkan barang bawaan, kalian juga perlu membekali diri dengan pengetahuan tentang bahaya yang biasa terjadi didaerah tersebut guna mencegah jikalau ada kejadian yang tak diinginkan, salah satunya seperti tersengat binatang laut. Berikut tipsnya jika kalian tersengat binatang laut: 1. Ubur-ubur Banyak spesies ubur-ubur di Indonesia, mulai yang tak menyengat hingga yang bisa menyebabkan kematian. Ikuti langkah-langkah berikut jika tersengat ubur-ubur: Tetap tenang Keluar dari air laut Hentikan sengatan Lepaskan tentakel menggunakan kartu hindari kontak langsung Basuh dengan cuka atau backing soda, jika tidak ada gunakan air laut Basuh dengan air hangat selama kurang lebih 20 menit Balut luka dengan perban Segera ke rumah sakit terdekat untuk penanganan lebih lanjut Note!!! Hinda

Keindahan Pulau Cipir Yang Mempesona

Halo sahabat traveler! Bingung mau kemana weekend ini? Buat kalian yang sibuk dan tidak punya waktu banyak untuk berlibur, maka salah satu objek wisata ini sangat cocok menjadi bagi kamu semua. Dimana? Pulau Cipir pasti nya yang terletak di Kepulauan Seribu . Oh iya, Pulau Cipir juga dikenal dengan kata Pulau Khayangan lhoh. Untuk mengexplore tempat wisata ini hanya dibutuhkan satu hari saja dan kalian sudah bisa memanjakan diri dengan pemandangan yang eksotis mulai dari spot bagi pecinta fotography, gardu untuk melihat keseluruhan pulau dari ketinggian, serta sejarah yang tidak kalah menarik. Oh iya, jangan lupa untuk mengajak keluarga atau saudara ya guys, karena Pulau Cipir juga cocok dijadikan tempat quality time keluarga. Rute transportasi Transportasi menuju kesanapun tidak terlalu sulit, jika kalian naik busway, bisa turun di halte Rawabuaya, lalu dilanjutkan dengan menyambung mobil plat hitam ( mobil carry ) sampai di Dermaga Muara Kamal dengan biaya ongkos sebesar Rp8.000

Melihat Wajah Bandar Udara Syamsuddin Noor Banjarmasin, Bandara Tersibuk kedua di Kalimantan

Bandara Syamsuddin Noor adalah salah satu bandara tersibuk kedua di Kalimantan setelah Bandara Sepinggan yang ada di Balikpapan Kalimantan Timur.   Bandara Syamsuddin Noor ini berada di kota Banjarmasin yakni Ibu Kota Provinsi Kalimantan Selatan. Namun sama dengan Bandara-bandara lainya dimana Lokasi Bandara Ibu Kota Provinsi berada diluar Kota karena keterbatasan lahan dan juga menghindari pusat keramaian. Bandar Udara Internasional Syamsuddin Noor (Inggris: Syamsuddin Noor International Airport) (IATA: BDJ, ICAO: WAOO) letaknya ada di Kelurahan Syamsudin Noor, Kecamatan Landasan Ulin, Kota Banjarbaru, Kalimantan Selatan atau 25 km sebelah tenggara dari pusat Kota Banjarmasin, kota terbesar di Kalimantan, dan terletak 10 kilometer selatan-barat dari pusat Kota Banjarbaru. Jujur saat saya menginjakan kaki dibandara ini sedikit terkejut mengingat ukuran bandaranya yang sangat kecil, sempit dan sudah cukup tua, hal ininterlihat dari beberapa bangunan yang terlihat usang. Bandara Sy