Langsung ke konten utama

EKSPEDISI MINGGU BERSAMA (SIMBA)



Aku akan cerita tentang sebuah pengabdian, tapi dari sisi yang berbeda. Santuy tapi tetap punya pencapaian 😎 Begini awal mulanya.

Beberapa hari sebelumnya, aku melihat brosur oprec relawan untuk kegiatan pengabdian di salah satu group whatsapp. Tanpa pikir panjang, langsung saja mengabari beberapa kawan yang dirasa asik untuk diajak beginian. Awalnya banyak muncul penolakan dengan berbagai macam alibinya. Namun, untung saja ada 1 orang yang mengiyakan. Rani namanya, adik berasa kawan; yang akhir-akhir ini malah cukup dekat denganku.

SIMBA

Lanjut mengabari cp kegiatan. Beliau adalah kawan 1 organisasi kerelawanan (tapi kami tidak saling mengenal), sekaligus founder dari lembaga yang mengadakan kegiatan yang akan ku ikuti. Beliau ku jejali dengan berbagai pertanyaan. Yap… ini modal awalku, mengingat persiapan pribadi masih nihil. Untungnya penjelasannyapun, dipaparkan dengan baik. Walau sebenarnya kekurang ajaranku muncul disaat yang tidak tepat. Saat beliau ingin menelepon agar info yang didapat lebih jelas, aku malah menolaknya. Untungnya masih disambut dengan hangat dan beliau berinisiatif menjabarkannya melalui voice note.

Oknumnya yang pakai baju biru

Keesokan harinya, kawan yang tadinya menolak malah balik mengabari. Kali ini tentunya membawa kabar baik, mereka semua akan ikut. 3 buaya yang akan menjadi pengawal kami selama berkegiatan, sebut saja namanya Dimas, Aldi, dan (Bang) Hendra.

Jujur saja, awalnya aku sama sekali tidak mengetahui apapun tentang lembaga yang memprakarsai kegiatan pengabdian ini. Aku cuma tau namanya, itupun karena tertera di brosur. LAN (Laskar Anak Nagari) Pessel, begitulah yang ku baca. Lantas mengapa ingin sekali ikut kegiatannya? Ada beberapa alasan tentunya:

1. Sedang ingin-inginnya berkegiatan.

2. Minim budget. Beberapa kali ikut kegiatan pengabdian, ini yang insertnya paling murah. Cuma 50K, hari gini mau dicari dimana yang begituan 😬😅 Berasa dapat angin segar, Allah bukakan jalan untuk melakukan kebaikan dengan modal pas-pasan 😎

Persiapan selesai, hari H yang ditunggupun tiba. Kami ber 5 bersama 4 kenalan lainnya (Kak Pit, Mela, Siraj, dan Malik) yang juga mendaftar, berangkat dari Padang dengan mengendarai motor. Tiba di mepo sekitar pukul 14.00 WIB. Itupun dengan beberapa kali pemberhentian: isi bahan bakar, sholat, makan siang dan membeli kebutuhan logistik.

Di mepo, cukup banyak waktu istirahat untuk melonggarkan otot-otot yang kaku setelah beberapa jam perjalanan tadi. Sembari juga menunggu rekan-rekan lain yang belum datang. Kemudian diberikan arahan, berdo’a bersama dan dilanjutkan dengan prepare barang-barang. Keberangkatan dengan menggunakan sebuah mobil pick up dan beberapa sepeda motor. Bismillah…

Hmmm…aku tidak menyangka akan dapat beberapa pengalaman luar biasa, saat di perjalanan menuju lokasi pengabdian. Awalnya menyusuri jalan aspal yang ramai penduduk. Kemudian semakin lama, jalan tersebut semakin mengecil dan berkelok-kelok. Disuguhi pemandangan hijau asri dengan aliran sungai yang cukup deras. Dilanjutkan dengan jalan yang berbatu-batu dan menukik, akhirnya kami sampai juga di tujuan.

Nagari Limau Gadang, Kecamatan Bayang Utara, Kabupaten Pesisir Selatan, Sumatera Barat, itu nama lokasinya. Dengan cuaca terik saat siang dan dingin saat malam.

Sambutan masyarakatnyapun sangat baik bahkan hingga kami pulang. Kami juga dipersilahkan untuk menginap di rumah Pak Wali dan beberapa warga lainnya. Kebayangkan, bagaimana riuh dan menyusahkannya kami selama disana? 😁🙏

Ok…bicara kegiatan, sebenarnya tak jauh beda dengan kegiatan pengabdian lainnya. Ada pemeriksaan kesehatan, psiko sosial, nobar dan pembuatan gapura. Masih ada kegiatan-kegiatan tambahan lainnya dan alhamdulillah semua berjalan cukup lancar.

Tim juga terasa lebih solid bahkan hingga detik ini. Mungkin dikarenakan hanya terdiri dari orang-orang internal LAN Pessel dan kami (yang sebenarnya tergabung di 1 lembaga tapi tetap kekeh bawa nama pribadi saat berkegiatan).

SIMBA

Disela-sela kegiatan, kami juga menyempatkan diri untuk menyambangi salah satu air terjun kecil yang posisinya berada di tak jauh dari rumah warga terujung. Berangkat dari rumah Pak Wali dengan motor dan jalan kaki beberapa saat, untuk sampai di tujuan. Aku bersama salah satu buaya (Dimas), memilih berangkat duluan karena yang lain masih sibuk menunggu dan mengajak yang lainnya.

Setelah cukup jenuh menunggu, kami ber 2 sepakat menyurusi jalan setapak hingga ujung. Sebenarnya jalan itu sudah disemen, walau ukurannya sangat kecil. Tampak bahwa warga sangat sadar akan kebutuhan akses tersebut. Sedikit menanjak dan lumayan jauh, hingga di akhir jalan akan dijumpai pemandangan indah 🤩

Saat aku dan 1 buaya itu sedang asik-asiknya berpetualang, kawan-kawan yang lain juga sibuk bertanya dan mulai mencari kami yang menghilang. 2 diantaranya mencoba menyusul, tapi malah kembali lagi sebelum menemukan kami. Alasannya sudah pasti karena tidak kuat lagi alias capek. Dan…saat kami kembali di titik air terjun tadi, kami melihat mereka dengan berbagai waut wajah. Ada yang seperti manusia yang punya banyak pertanyaan yang ingin diutarakan, ada yang memasang wajah heran, dll. Untungnya belum ada yang menangis karena menyangka kami meninggal dimakan hewan buas 😬😅

Kembali ke tempat peristirahatan. Esoknya pamit ke masyarakat setempat. Cekrek dulu sebelum pulang 😎

Hmmm…akan kembali ke rutinitas biasa, tapi syukurnya ada bonus di tengah perjalanan. Yeay…Air Terjun Bayang Sani tampak megah. Beberapa waktu kami habiskan disini dengan bermain air dan berfoto bersama.

Selanjutnya singgah sebentar di mepo awal untuk prepare kepulangan dan pamit dengan kawan-kawan yang lain sembari menunggu hujan reda. Dan…akhirnya balik ke Padang.

Terimakasih banyak untuk semua yang terlibat, semoga bisa membersamai kembali 😊

 

 

Posting EKSPEDISI MINGGU BERSAMA (SIMBA) ditampilkan lebih awal di Backpacker Jakarta.



from Backpacker Jakarta https://ift.tt/2VVfav8
via IFTTT

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pertolongan Pertama Jika Tersengat Biota Laut

Meningkatnya minat wisatawan dalam negeri maupun mancanegara mengunjungi Indonesia juga berdampak terhadap meningkatnya pengunjung yang menelusuri keindahan biota laut Indonesia. Selain mempersiapkan barang bawaan, kalian juga perlu membekali diri dengan pengetahuan tentang bahaya yang biasa terjadi didaerah tersebut guna mencegah jikalau ada kejadian yang tak diinginkan, salah satunya seperti tersengat binatang laut. Berikut tipsnya jika kalian tersengat binatang laut: 1. Ubur-ubur Banyak spesies ubur-ubur di Indonesia, mulai yang tak menyengat hingga yang bisa menyebabkan kematian. Ikuti langkah-langkah berikut jika tersengat ubur-ubur: Tetap tenang Keluar dari air laut Hentikan sengatan Lepaskan tentakel menggunakan kartu hindari kontak langsung Basuh dengan cuka atau backing soda, jika tidak ada gunakan air laut Basuh dengan air hangat selama kurang lebih 20 menit Balut luka dengan perban Segera ke rumah sakit terdekat untuk penanganan lebih lanjut Note!!! Hinda

Keindahan Pulau Cipir Yang Mempesona

Halo sahabat traveler! Bingung mau kemana weekend ini? Buat kalian yang sibuk dan tidak punya waktu banyak untuk berlibur, maka salah satu objek wisata ini sangat cocok menjadi bagi kamu semua. Dimana? Pulau Cipir pasti nya yang terletak di Kepulauan Seribu . Oh iya, Pulau Cipir juga dikenal dengan kata Pulau Khayangan lhoh. Untuk mengexplore tempat wisata ini hanya dibutuhkan satu hari saja dan kalian sudah bisa memanjakan diri dengan pemandangan yang eksotis mulai dari spot bagi pecinta fotography, gardu untuk melihat keseluruhan pulau dari ketinggian, serta sejarah yang tidak kalah menarik. Oh iya, jangan lupa untuk mengajak keluarga atau saudara ya guys, karena Pulau Cipir juga cocok dijadikan tempat quality time keluarga. Rute transportasi Transportasi menuju kesanapun tidak terlalu sulit, jika kalian naik busway, bisa turun di halte Rawabuaya, lalu dilanjutkan dengan menyambung mobil plat hitam ( mobil carry ) sampai di Dermaga Muara Kamal dengan biaya ongkos sebesar Rp8.000

Melihat Wajah Bandar Udara Syamsuddin Noor Banjarmasin, Bandara Tersibuk kedua di Kalimantan

Bandara Syamsuddin Noor adalah salah satu bandara tersibuk kedua di Kalimantan setelah Bandara Sepinggan yang ada di Balikpapan Kalimantan Timur.   Bandara Syamsuddin Noor ini berada di kota Banjarmasin yakni Ibu Kota Provinsi Kalimantan Selatan. Namun sama dengan Bandara-bandara lainya dimana Lokasi Bandara Ibu Kota Provinsi berada diluar Kota karena keterbatasan lahan dan juga menghindari pusat keramaian. Bandar Udara Internasional Syamsuddin Noor (Inggris: Syamsuddin Noor International Airport) (IATA: BDJ, ICAO: WAOO) letaknya ada di Kelurahan Syamsudin Noor, Kecamatan Landasan Ulin, Kota Banjarbaru, Kalimantan Selatan atau 25 km sebelah tenggara dari pusat Kota Banjarmasin, kota terbesar di Kalimantan, dan terletak 10 kilometer selatan-barat dari pusat Kota Banjarbaru. Jujur saat saya menginjakan kaki dibandara ini sedikit terkejut mengingat ukuran bandaranya yang sangat kecil, sempit dan sudah cukup tua, hal ininterlihat dari beberapa bangunan yang terlihat usang. Bandara Sy