aku terlahir dari keluarga yang tidak memiliki love language. atau bisa dibilang jauh dari bahasa cinta. sampai akhirnya aku tumbuh jadi seseorang yang cuek dan tertutup di keluargaku. tapi jauh dilubuk hatiku, aku sangat sayang dengan keluarga.
aku tumbuh dikelilingi banyak teman-teman di berbagai circle, setidaknya itu beberapa tahun lalu. saat dunia belum membolak balikkan nasibku. hingga pada akhirnya intensitas dengan teman-teman yang lebih banyak seringkali menjebakku pada keadaaan dimana aku sangat menyayangi teman-teman dan aku selalu aware dengan mereka.
waktu terus berlalu, aku memiliki pasangan yang kujadikan sandaran hidup. 5 tahun berpacaran aku yang memulai semuanya. aku memulai suatu hubungan pada orang yang tidak memiliki cinta untukku. tapi aku sangat menyayanginya meskipun lebih banyak sikap buruknya ketimbang baiknya. sayangnya saat itu aku tidak ada keinginan membuka mata melihat dunia yang lebih luas. aku melabuhkan hatiku pada dia yang ternyata bukan jodohku.
hidup jauh dari perhatian dan bahasa cinta dari keluarga membuatku tumbuh menjadi wanita yang haus kasih sayang. kadang aku merasa ngga sanggup sendirian. sometimes i need someone to deeptalk. that’s why, ketika aku memiliki pasangan, aku memberikan segalanya yang aku punya dengan harapan aku bisa membangun sebuah rumah untuk menjadi tempat aku pulang dan berlindung. dan aku menjadi sosok yang clingy banget sampai bawaannya ingin dekat terus.
tapi pada kenyataannya, aku tidak seberuntung orang lain. rumah itu hanyala mimpi dan bahkan sudah runtuh sebelum terbentuk. aku tidak punya pondasi yang kokoh untuk bersandar. dan aku memilih hidup sendiri, mencoba menerima takdir tuhan yang kadang membuatku merasa tidak adil.
ya, aku sangat iri dengan orang yang bisa dicintai sepenuh hati oleh pasangannya. kadang aku mikir gimana sih rasanya diratukan oleh pasangan ? aku cape kadang selalu mentreat pasanganku like king tapi aku sendiri tidak pernah merasa diratukan oleh pasangan.
aku iri pada mereka yang perjalanan cintanya mulus bak jalan tol, bukan yang kisahnya belok belok lalu terjun bebas ke jurang sepertiku. tapi, jika terus berfikir seperti itupun tidak akan mengubah nasibku kan? aku tetap saja menjadi seperti ini. manusia yang tidak pernah ternilai dan terlihat.
waktu terus berlalu, Tuhan memberikan ujian demi ujian yang kadang membuatku menangis setiap malam. yaps, aku selalu berusaha tegar didepan semua orang, setiap tawaku akan berganti menjadi tangis yang selalu pecah saat dini hari. saat semua orang terlelap dan hanya aku yang masih terjaga.
aku lelah. dan rasanya aku pengen hilang.
waktu masih berjalan. aku ditinggalkan oleh banyak teman yang bahkan bertahun-tahun ada sampingku. aku dihina-hina, aku diinjak-injak, dan aku dibuang saat aku sedang jatuh-jatuhnya. bahkan ada yang sampai ingin melecehkanku karna aku belum bisa bangkit dan belum memiliki kekuatan seperti dulu.
aku cuma punya maryam. satu-satunya yang aku punya hanya dia. ingin rasanya aku berteriak sekencang mungkin pada tuhan, lalu tuhan hadirkan orang-orang baru yang menemaniku. walaupun tidak banyak, tapi aku cukup sedikit lega. setidaknya, masi ada orang yang bisa melihat dari sisi positif.
tapi lagi-lagi aku terjebak pada takdir tuhan yang membuatku merasa lelah, lelah menjalani hidup ini sendirian.
-to be continue-
Hits: 4
Posting suara hati yang tak terdengar dan didengarkan (cerpen) ditampilkan lebih awal di Backpacker Jakarta.
from Backpacker Jakarta https://ift.tt/i0R6Hgm
via IFTTT
Komentar
Posting Komentar