Langsung ke konten utama

Melarikan Diri Ke Puncak Besar Gunung Malabar

Kalau kita tidak bisa melupakan orangnya, tinggalkan saja kotanya. – begitulah opini yang sering kulihat di media sosial.

Malam itu secara mendadak aku menjadi backup pendakian Gunung Malabar yang diadakan oleh Backpacker Jakarta. Aku yang belum terbiasa melakukan pendakian one day trip ini gak expect kalo trek malabar ternyata cukup menguras tenaga hahahaha.

Berangkat dari cawang jam 00.00 aku cuma berbekal tas isi 1 jaket , 1 lembar kaos , dan 1 botol air minum. Dengan perjalanan Jakarta – Pangalengan sekitar 5 jam, tepat jam 5 subuh kita udah sampe di Basecamp Gunung Malabar.

Pendakian dimulai pada pukul 07.00 WIB yang dituntun oleh CP dan juga guide lokal.

Memulai pendakian dengan suasana hati yang kurang baik, bisa dibilang ini adalah caraku melarikan diri dan juga mengalihkan perasaanku yang sedang kalut. Ya, rasa sakit yang sudah tidak terbendung lagi.

2 jam pertama aku melewati perkebunan dan ladang warga setempat. Lalu disusul dengan jalan setapak hingga memasuki gerbang masuk ke vegetasi hutan. Agak sedikit shock ya setelah hampir 2 jam lebih mendaki naik turun kebun, ternyata masih ada hutan dengan Pos 1 -4 yang harus dilalui.

Kupercepat langkah kakiku, memasuki hutan yang cukup rapat dengan beberapa tumbuhan berduri sedikit melukai kaki dan tangan. Tapi rasa sakitnya belum sesakit perasaan yang kubawa saat mendaki ini. Ya, aku datang kesini membawa seluruh kenangan dari Jakarta. Berharap bisa kulepaskan dan kutinggalkan agar terbawa angin dan dinginnya Malabar saat itu.

Trek semakin terjal, Pos 1 terlewati , memasuki Pos 2 semakin menanjak hingga pos 3 dan juga Pos 4. Kabut mulai turun, dan seringkali gerimis. Tepat jam 12 siang aku sampai di Puncak Besar Gunung Malabar.

Kurebahkan badanku diatas tanah datar yang tidak terlalu besar, ada sedikit air mata mengalir di balik kacamataku. Tapi dengan cepat aku segera menghapusnya dan mengalihkan para peserta untuk foto bersama. Sambil menunggu para peserta yang lain dan CP yg masih dibawah, aku mengisi siang itu dengan ngemil dan ngobrol-ngobrol.

Setelah semuanya sampai, dan usai menikmati Puncak Besar Malabar, aku memutuskan untuk turun kembali. Dalam keadaan hujan, aku menggunakan jaketku karena tidak membawa jas hujan.

Kali ini, rasa sakitku mengalahkan rasa takutku. Rasa sakitku mengalahkan sifat manjaku. Rasa sakitku mengalahkan egoku. Aku menuntun beberapa peserta untuk turun, aku yang biasanya manja dan paling takut turun, kali ini justru bisa bertanggung jawab dengan orang-orang yang kubawa. Memilihkan jalan yang aman dan tidak licin, menuntun peserta, memberikan trackingpole ku untuk peserta dan memastikan semua peserta yang turun denganku dalam keadaan baik-baik saja.

Seketika aku lupa dengan rasa sakitku. Rasa sakit yang membuatku tidak bisa tidur setiap malam. Rasa sakit yang membuatku menjadi seorang cewek yang lemah dan putus asa. Aku hampir gila untuk yang kedua kalinya. Kali ini justru rasanya lebih sakit.

Kemarin, aku mencintai seseorang lagi dengan begitu hebatnya. Tanpa memandang materi. Tanpa memandang status. Tanpa memandang dia siapa. Aku mencintai semua kelebihan dan kekurangannya. Tapi sayangnya, rasa cintaku menjadi bumerang bagiku. Aku yang memiliki segudang love language ini, bukanlah sosok yang diinginkan oleh orang yang aku cintai. Aku terlalu berlebihan dalam mencintai seseorang. Lagi-lagi aku gagal saat kupikir semuanya akan dimulai.

Jakarta menjadi tempat dengan sejuta kenangan beberapa bulan ini. Kadang aku tak sanggup. Setiap tempat punya cerita, bahkan pom bensin pun menjadi saksi bisu yang terkadang membuatku teringat masa itu.

Aku lelah sekali. Maka kuputuskan untuk pergi mendaki gunung berharap bisa menjadi pelarianku yang sendu.

Terimakasih Malabar, untuk setiap lintasan yang dipenuhi keindahan alam dan juga hujan yang turun sepanjang perjalanan.

Hits: 3

Posting Melarikan Diri Ke Puncak Besar Gunung Malabar ditampilkan lebih awal di Backpacker Jakarta.



from Backpacker Jakarta https://ift.tt/eLH3OmX
via IFTTT

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pertolongan Pertama Jika Tersengat Biota Laut

Meningkatnya minat wisatawan dalam negeri maupun mancanegara mengunjungi Indonesia juga berdampak terhadap meningkatnya pengunjung yang menelusuri keindahan biota laut Indonesia. Selain mempersiapkan barang bawaan, kalian juga perlu membekali diri dengan pengetahuan tentang bahaya yang biasa terjadi didaerah tersebut guna mencegah jikalau ada kejadian yang tak diinginkan, salah satunya seperti tersengat binatang laut. Berikut tipsnya jika kalian tersengat binatang laut: 1. Ubur-ubur Banyak spesies ubur-ubur di Indonesia, mulai yang tak menyengat hingga yang bisa menyebabkan kematian. Ikuti langkah-langkah berikut jika tersengat ubur-ubur: Tetap tenang Keluar dari air laut Hentikan sengatan Lepaskan tentakel menggunakan kartu hindari kontak langsung Basuh dengan cuka atau backing soda, jika tidak ada gunakan air laut Basuh dengan air hangat selama kurang lebih 20 menit Balut luka dengan perban Segera ke rumah sakit terdekat untuk penanganan lebih lanjut Note!!! Hinda

Keindahan Pulau Cipir Yang Mempesona

Halo sahabat traveler! Bingung mau kemana weekend ini? Buat kalian yang sibuk dan tidak punya waktu banyak untuk berlibur, maka salah satu objek wisata ini sangat cocok menjadi bagi kamu semua. Dimana? Pulau Cipir pasti nya yang terletak di Kepulauan Seribu . Oh iya, Pulau Cipir juga dikenal dengan kata Pulau Khayangan lhoh. Untuk mengexplore tempat wisata ini hanya dibutuhkan satu hari saja dan kalian sudah bisa memanjakan diri dengan pemandangan yang eksotis mulai dari spot bagi pecinta fotography, gardu untuk melihat keseluruhan pulau dari ketinggian, serta sejarah yang tidak kalah menarik. Oh iya, jangan lupa untuk mengajak keluarga atau saudara ya guys, karena Pulau Cipir juga cocok dijadikan tempat quality time keluarga. Rute transportasi Transportasi menuju kesanapun tidak terlalu sulit, jika kalian naik busway, bisa turun di halte Rawabuaya, lalu dilanjutkan dengan menyambung mobil plat hitam ( mobil carry ) sampai di Dermaga Muara Kamal dengan biaya ongkos sebesar Rp8.000

Melihat Wajah Bandar Udara Syamsuddin Noor Banjarmasin, Bandara Tersibuk kedua di Kalimantan

Bandara Syamsuddin Noor adalah salah satu bandara tersibuk kedua di Kalimantan setelah Bandara Sepinggan yang ada di Balikpapan Kalimantan Timur.   Bandara Syamsuddin Noor ini berada di kota Banjarmasin yakni Ibu Kota Provinsi Kalimantan Selatan. Namun sama dengan Bandara-bandara lainya dimana Lokasi Bandara Ibu Kota Provinsi berada diluar Kota karena keterbatasan lahan dan juga menghindari pusat keramaian. Bandar Udara Internasional Syamsuddin Noor (Inggris: Syamsuddin Noor International Airport) (IATA: BDJ, ICAO: WAOO) letaknya ada di Kelurahan Syamsudin Noor, Kecamatan Landasan Ulin, Kota Banjarbaru, Kalimantan Selatan atau 25 km sebelah tenggara dari pusat Kota Banjarmasin, kota terbesar di Kalimantan, dan terletak 10 kilometer selatan-barat dari pusat Kota Banjarbaru. Jujur saat saya menginjakan kaki dibandara ini sedikit terkejut mengingat ukuran bandaranya yang sangat kecil, sempit dan sudah cukup tua, hal ininterlihat dari beberapa bangunan yang terlihat usang. Bandara Sy