Ada aja ya hal yang bikin makin bangga jadi orang Indonesia. Kali ini ada sebuah desa di Utara Pulau Bali, yaitu Desa Penglipuran. Yang istimewa dari tempat ini yaitu Desa Penglipuran dianugerahi sebagai desa terbersih di dunia loh! Hah kok bisa sih?
Desa ini terletak di Kintamani, Kabupaten Bangli, Bali. Penglipuran berasal dari kata ‘Pengeling Pura’ (bahasa Bali) yang berarti kuil untuk mengenang leluhur.
Desa Penglipuran dinobatkan sebagai Desa Terbersih Ketiga di dunia setelah Desa Giethoorn di Belanda, dan Desa Mawlynnong di India (versi Boombastis.com). Tempat ini bersih banget, dan sekilas ngga terlihat seperti desa. Mungkin benar-benar dirawat karna sekarang dijadikan sebagai salah satu objek wisata desa adat di Bali.
Disini ada sekitar 100-200 rumah. Menurutku, yang unik dari desa ini yaitu bentuk serta tata letak rumahnya yang hampir semua sama. Awal masuk ada tempat ibadah di halaman paling depan, dapur, kemudian teras dan ruang tamu. Tempat ibadah dan dapur dibuat terpisah dari bangunan rumah tapi masih ada di 1 halaman yang sama. Halaman rumahnya bersih banget. Daun atau putik bunga yang berguguran pun ngga ada loh! Udara disana juga sejuk banget; ngga ada polusi sama sekali. Ngga ketinggalan bunga-bunga cantik kayak kembang sepatu, mawar, hingga kamboja mewarnai halaman setiap rumah.
Nah buat kalian yang bawa kendaraan ada tempat parkirnya sendiri, ngga boleh ada kendaraan masuk kawasan desa. Jadi, kita harus jalan kaki buat keliling desanya. Tapi dijamin ngga bakal bosen deh!
Karena ini merupakan desa wisata, maka sebagian besar warga yang tinggal disekitaran sana berjualan cendramata khas daerah sini. Salah satunya yaitu minuman Loh Loh Cem Cem. Ini adalah salah satu jenis tanaman yang diolah menjadi minuman. Minuman ini terbuat dari 80% sari daun Loh Loh Cem Cem dan kelapa muda. Khasiat minuman ini bisa untuk meredakan panas dalam, sariawan, sembelit, dan diare. Loh Loh Cem Cem dijual perbotol seharga Rp10.000,-. Rasanya kaya rujak bebek. Disini juga aku makan Ikan Nyat-Nyat. Dari namanya aja aku udah penasaran banget mau coba. Pas makanan nya dateng ternyata itu ikan mujaer goreng pakai sambal mentah khas Bali, plecing kangkung, dan lalapan. Cocok banget deh buat menu makan siang.
Last but not least, Desa Penglipuran ini sudah dikembangkan menjadi desa wisata, jadi untuk menikmati semua yang aku sebutkan tadi kita perlu membayar tiket masuk sebesar Rp15.000,-/orang untuk wisatawan lokal, dan Rp30.000,-/orang untuk wisatawan mancanegara.
Itu tadi secuil ceritaku mampir di Desa Penglipuran. Aku pribadi sih nyaranin kalian mampir kesini kalo ke Bali. Karna Bali ngga melulu soal pantai.
Created by Rahma @raahmaaa (RT 28)
from Backpacker Jakarta http://ift.tt/2xKWSgj
via IFTTT
Komentar
Posting Komentar