Langsung ke konten utama

Explore Teluk Kiluan dan Pantai Gigi Hiu, Lampung

Teluk Kiluan, pasti tidak asing lagi kan di telinga para backpacker? Terkenal dengan ikan lumba-lumba hidung botolnya, teluk ini dijamin akan membuat kalian terkesima dan ingin segera meluncur ke lokasi wisata tersebut. Nah, buat yang penasaran ada wisata apa saja di sekitaran sana, kalian bisa kepoin nih liputan trip dari Backpacker Jakarta saat mengexplore Teluk Kiluan di Lampung.

Trip explore Teluk Kiluan pun memiliki beberapa destinasi menarik seperti Laguna Gayau, Pulau Kelapa, dan Wisata Lumba-Lumba. Saya (Alwie) dan Indran sebagai partner CP menambahkan satu opsi destinasi menarik yakni Pantai Gigi Hiu yang sangat Instagenic dan sudah terkenal oleh banyak wisatawan. Opsi ini kami ambil untuk menarik minat para peserta. Oh iya, Teluk Kiluan dan Gigi Hiu sendiri berada di kabupaten Tanggamus, Provinsi Lampung. Perkiraan dari Pahawang ke Kiluan sekitar dua jam perjalanan. Trip yang berjalan pada tanggal 31 Agustus 2019 – 01 September 2019 ini diikuti oleh 24 peserta dengan biaya sharecost sebesar Rp430.318 dan non member Rp450.318.

Meeting Point di Pelabuhan Merak

Jumat tanggal 30 Agustus 2019, kami berkumpul di Pelabuhan Merak tepat pukul 23.30. Dan Pukul 00.30 kami sudah bergegas naik ke kapal feri tujuan Bakauheni. Perjalanan yang ditempuh kurang lebih dua setengah jam dengan menggunakan kapal ekonomi Rp15.000/orang untuk satu kali jalan. Tidak berasa, pukul 03.30 tiba, dan kapal sudah bersandar di Pelabuhan Bakauheni. Selanjutnya, kami pun bergegas menuju terminal karena angkot sudah menanti. So sweet yah angkot aja bisa menanti, masa kamu engga sabaran… he

Di angkot

Perjalanan Menuju Teluk Kiluan

Pukul 04.00. setelah kami berkumpul semua di Terminal Pelabuhan Bakauheni, saya mulai mengabsen peserta memastikan tidak ada yang tertinggal, sekaligus menginformasikan kembali estimasi perjalanan selama trip berlangsung. Pukul 04.30 kami berangkat menggunakan dua angkot, di perjalanan beberapa peserta masih terlihat ngantuk dan sebagian lain sudah tertidur pulas. Pukul 07.30 kami sampai di Pelabuhan Ketapang untuk beristirahat dan mengisi perut yang sudah mulai nagih untuk di isi.

Setelah hampir dua jam beristirahat, kami pun melanjutkan perjalanan pukul 09.00 dengan menyusuri pinggir pantai, melewati pangkalan Militer Angkatan Laut, dan setelah menemui persimpangan kami mengambil jalur ke daerah Punduh Pidada. Sampai pada akhirnya, kami pun menemukan Gapura “Teluk Kiluan”. Setelah foto, kami pun bergegas menuju Desa Kiluan. Oh iya, di desa ini kita bisa temui banyak sekali rumah bercorak Hindu seperti di Bali.

Menuju Pantai Gigi Hiu

Pukul 11.00 kami sampai di homestay, lalu mulai membagi kamar dan merapikan barang bawaan. Setelah beristirahat selama 30 menit kami kumpul kembali, briefing, dan mendiskusikan apakah kami akan melanjutkan rundown yang sudah ada atau mengubah rundown dengan opsi mendatangi pantai Gigi Hiu. Setelah berdiskusi, akhirnya kami putuskan merubah rundown. Untuk hari kedua kami akan explore Gigi Hiu dengan tambahan sharecost Rp 50.000 /orang, biaya ini kami gunakan untuk tiket masuk dan transportasi pulang-pergi. Setelah Dzuhur kami bergegas berangkat menuju lokasi. Perjalanan dilalui dengan melewati tebing-tebing curam, jalan menanjak, serta turunan yang cukup menguji nyali.

Sesampai nya di Gigi Hiu, kami langsung menuju satu-satunya warung kecil yang ada di pinggir pantai. Kami istirahat serta makan siang seadanya, dengan mie dan jajanan yang tersedia di warung. Pukul 14.00 sampai 17.30 kami habiskan waktu untuk mengabadikan moment dan menikmati indahnya pantai Gigi Hiu.

Tidak terasa waktu cepat sekali berlalu, matahari sudah mulai menguning tanda-tanda senja sudah mulai terlihat. Setelah menikmati senja di Gigi Hiu kami bergegas kembali ke homestay, perjalanan pulang kami lalui terasa lebih cepat, namun gelap nya malam sudah mulai menyelimuti perjalanan. Pukul 19.00 kami sampai di homestay, dan langsung bersih-bersih. Setelah semua peserta kumpul kami makan malam bersama, di lanjutkan dengan acara malam dan di akhiri dengan istirahat.

View depan Homestay

Wisata Lumba-lumba

Hari ketiga, minggu pagi pukul 04.30 kami sudah bangun untuk bersiap-siap menuju lokasi wisata yang di nanti-nanti. Para peserta dengan semangat menyiapkan kamera dan handphone mereka, tidak ketinggalan dengan kostum terbaik nya. Pukul 06.30 kami sudah berkumpul, saya mulai membagi kelompok kecil dan menginformasikan kepada peserta seperti apa nanti yang harus di lakukan ketika wisata lumba-lumba.

Setelah kelompok terbagi, kami mulai menaiki perahu kecil yang biasa di sebut jukung oleh penduduk sekitar. Perahu ini hanya dapat menampung tiga peserta saja. Oh iya, perahu ini juga terlihat sangat unik karena memiliki ukuran yang sangat ramping. Bagian depan perahu juga sengaja di buat tajam seperti pisau, agar dapat membelah ombak.

Tidak perlu waktu lama, hanya setengah jam perjalanan, dari kejauhan kami sudah melihat banyak jukung yang berlomba-lomba mengejar lumba-lumba. Menarik nya dari wisata lumba-lumba ini, Bapak nelayan (yang mengemudikan jukung) sangat ahli melihat situasi. Setiap lumba-lumba muncul kepermukaan Bapak nelayan langsung tancap gas menghampiri. Jadi kami benar-benar terpesona melihat lumba-lumba liar meloncat-loncat di dekat jukung kami.

Explore Pulau Kelapa

Setelah puas di buat takjub dengan wisata lumba-lumba, kami melanjutkan perjalanan ke destinasi berikutnya, yaitu Pulau Kelapa. Di pulau ini kami beristirahat dan bersantai-santai di pinggir pantai, ada beberapa peserta yang tidak mau melewatkan berenang di pantai, termasuk saya sendiri. Sekitar satu jam kami explore Pulau Kelapa, sambil foto-foto kece yang pastinya bakal menambah koleksi foto kami di instagram nanti. Setelah puas menikmati keindahan Pulau Kelapa, kami bergegas kembali ke homestay, karena sarapan pagi sudah menanti.

Keseruan di Laguna Gayau

Setelah sarapan pagi di homestay, pukul 10.00 kami bergegas menuju ke destinasi terakhir yakni Laguna Gayau. Untuk sampai kesini kami harus tracking sekitar 30 menit dari homestay, trip yang pastinya sangat mengesankan karena setiap destinasi memiliki sensasi yang berbeda. Selama 30 menit trekking, kami melewati kebun coklat, dan menaiki anak tangga yang lumayan aduhai. Sampai pada akhirnya kami sampai di Laguna Gayau. Hmmm… salah satu moment yang paling saya suka dari Laguna Gayau adalah ketika air menyembur  cukup tinggi dari lobang yang di karenakan hempasan ombak. Sekitar dua jam kami di sini, berendam dan berenang sambil menikmati hempasan-hempasan ombak yang sangat indah.

Sebelum Dzuhur kami sudah bergegas kembali ke homestay, mandi, dan packing kembali barang bawaan. Pukul 14.00 kami checkout dari homestay, pulang menuju Pelabuhan Bakauheni. Di tengah perjalanan kami sempatkan mampir di warung bakso yang cukup hits di Lampung yakni ‘Bakso Son Haji’ atau biasa di panggil Bakso Sony. Setelah perut terisi kami lanjutkan perjalanan pulang, dan yes trip selesai! Peserta bisa kembali ke kediaman nya masing-masing.

See you next trip guys……

Author: Alwie #Backpackerjakarta14
Editor: @febe_shinta

Posting Explore Teluk Kiluan dan Pantai Gigi Hiu, Lampung ditampilkan lebih awal di Backpacker Jakarta.



from Backpacker Jakarta https://ift.tt/35cB9Qr
via IFTTT

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pertolongan Pertama Jika Tersengat Biota Laut

Meningkatnya minat wisatawan dalam negeri maupun mancanegara mengunjungi Indonesia juga berdampak terhadap meningkatnya pengunjung yang menelusuri keindahan biota laut Indonesia. Selain mempersiapkan barang bawaan, kalian juga perlu membekali diri dengan pengetahuan tentang bahaya yang biasa terjadi didaerah tersebut guna mencegah jikalau ada kejadian yang tak diinginkan, salah satunya seperti tersengat binatang laut. Berikut tipsnya jika kalian tersengat binatang laut: 1. Ubur-ubur Banyak spesies ubur-ubur di Indonesia, mulai yang tak menyengat hingga yang bisa menyebabkan kematian. Ikuti langkah-langkah berikut jika tersengat ubur-ubur: Tetap tenang Keluar dari air laut Hentikan sengatan Lepaskan tentakel menggunakan kartu hindari kontak langsung Basuh dengan cuka atau backing soda, jika tidak ada gunakan air laut Basuh dengan air hangat selama kurang lebih 20 menit Balut luka dengan perban Segera ke rumah sakit terdekat untuk penanganan lebih lanjut Note!!! Hinda

Melihat Wajah Bandar Udara Syamsuddin Noor Banjarmasin, Bandara Tersibuk kedua di Kalimantan

Bandara Syamsuddin Noor adalah salah satu bandara tersibuk kedua di Kalimantan setelah Bandara Sepinggan yang ada di Balikpapan Kalimantan Timur.   Bandara Syamsuddin Noor ini berada di kota Banjarmasin yakni Ibu Kota Provinsi Kalimantan Selatan. Namun sama dengan Bandara-bandara lainya dimana Lokasi Bandara Ibu Kota Provinsi berada diluar Kota karena keterbatasan lahan dan juga menghindari pusat keramaian. Bandar Udara Internasional Syamsuddin Noor (Inggris: Syamsuddin Noor International Airport) (IATA: BDJ, ICAO: WAOO) letaknya ada di Kelurahan Syamsudin Noor, Kecamatan Landasan Ulin, Kota Banjarbaru, Kalimantan Selatan atau 25 km sebelah tenggara dari pusat Kota Banjarmasin, kota terbesar di Kalimantan, dan terletak 10 kilometer selatan-barat dari pusat Kota Banjarbaru. Jujur saat saya menginjakan kaki dibandara ini sedikit terkejut mengingat ukuran bandaranya yang sangat kecil, sempit dan sudah cukup tua, hal ininterlihat dari beberapa bangunan yang terlihat usang. Bandara Sy

Keindahan Pulau Cipir Yang Mempesona

Halo sahabat traveler! Bingung mau kemana weekend ini? Buat kalian yang sibuk dan tidak punya waktu banyak untuk berlibur, maka salah satu objek wisata ini sangat cocok menjadi bagi kamu semua. Dimana? Pulau Cipir pasti nya yang terletak di Kepulauan Seribu . Oh iya, Pulau Cipir juga dikenal dengan kata Pulau Khayangan lhoh. Untuk mengexplore tempat wisata ini hanya dibutuhkan satu hari saja dan kalian sudah bisa memanjakan diri dengan pemandangan yang eksotis mulai dari spot bagi pecinta fotography, gardu untuk melihat keseluruhan pulau dari ketinggian, serta sejarah yang tidak kalah menarik. Oh iya, jangan lupa untuk mengajak keluarga atau saudara ya guys, karena Pulau Cipir juga cocok dijadikan tempat quality time keluarga. Rute transportasi Transportasi menuju kesanapun tidak terlalu sulit, jika kalian naik busway, bisa turun di halte Rawabuaya, lalu dilanjutkan dengan menyambung mobil plat hitam ( mobil carry ) sampai di Dermaga Muara Kamal dengan biaya ongkos sebesar Rp8.000