Berangkat menembus hujan dari Cikini, aku membawa ranselku menuju Stasiun Gambir supaya bisa dianter oleh pak Damri ke Bandara. Pada saat itu cuaca memang lagi labil. Selabil hatiku yang sepanjang perjalanan masih gundah gulana mikir berangkat atau enggak ke Bintan.
Lion, Turunin aku!
Sesampainya di bandara, aku langsung menuju Terminal 1C. Yups, pagi ini aku harus flight ke Bintan dengan menggunakan penerbangan Lion JT 620 tujuan Jakarta – Tanjung Pinang. Usai melakukan check in dan boarding, akupun bergegas memasuki burung besi berlogo singa tersebut.
Yes! Ontime. Pikirku. Pada saat itu aku sedang ngantuk-ngantuknya, tapi pesawatku belum take off karena harus mengisi bahan bakar terlebih dahulu. Setelah sekitar 20 menit mengisi bahan bakar, pilot pun melakukan take off dan membawaku terbang menembus awan hitam.
Tingtung. Lampu tanda sabuk pengaman telah padam, aku lega sekali mengingat pesawat yang aku tumpangi berhasil take off dengan sempurna, walaupun agak sedikit turbulensi karena cuaca pada saat itu sedang hujan lebat disertai angin.
Sepanjang perjalanan aku mulai tenang. Karena perlahan cuaca berganti menjadi paparan sinar matahari yang menyilaukan pandanganku. Yeay! Cuaca bagus nih, pikirku saat itu. Dan syukurlah, waktu menunjukkan pukul 09.30, atau 30 menit lagi aku akan landing di Tanjung Pinang.
Yuhuuu, view kota Tanjung Pinang sudah terlihat dari atas. Namun perlahan tertutup oleh kabut hitam yang kemudian terhantam pesawat yang aku tumpangi. Lampu tanda sabuk pengaman sudah menyala, dan pilot bergegas untuk melakukan landing.
Aku berdoa menyebut nama Allah yang maha Kuasa. Perasaanku yang labil akhirnya terjawab sudah. Yups, aku dalam seluruh penumpang dalam keadaan darurat rupanya. Pesawat yang aku tumpangi terbang menembus awan tebal berwarna hitam selama beberapa menit, kemudian terjadilah turbulensi yang cukup parah. SubhanAllah, pesawat ini bergoyang kekiri kekanan kemudian terjun bebas kebawah (Stall). Jantungku serasa mau copot dan rasanya seperti sedang berada di atas roller coaster.
Beberapa penumpang tak henti-hentinya menyebut asma Allah, termasuk aku yang saat itu sudah terkapar lemas tanpa berhenti mengucap doa dan memohon ampunan-Nya. Landing pertama gagal, syukurlah pilot dan copilot berhasil melakukan recovery dan mengarahkan pesawat untuk kembali keatas.
Aku mendengar bagaimana pilot berusaha untuk meminta bantuan ATC untuk mengarahkan pesawat kami. Namun belum ada jawaban dari ATC. Tak lama kemudian pilot pun memberitahukan bahwa pesawat akan mencoba landing kembali, lagi-lagi aku gugup dan takut setengah mati. Pesawat mulai menurun tetapi selalu terkalahkan oleh angin dan awan hitam yang menggumpal. Lagi-lagi pesawatku terpental ke kanan ke kiri dan stall kebawah hingga jantungku berdegup kencang. Tak lama kemudian meluncur keatas bagaikan roket.
Gagal lagi! Untuk yang ke 2 kalinya pesawatku gagal landing di Bintan karena cuaca sangatlah buruk. ATC belum juga memberikan jawaban. Akhirnya, pilot mengendalikan pesawat dengan berputar diudara selama puluhan kali. Sampai aku takut bahan bakarnya habis. Syukurlah ada jawaban dari ATC, pesawat yang aku tumpangi diizinkan mendarat darurat di Batam hingga menunggu cuaca membaik.
Batam – Bintan
Oke setelah mendarat di Batam, aku bergegas untuk menuju pelabuhan punggur untuk menyebrang kapal ke Bintan. Dengan merogok kocrek sebesar Rp. 60.000 , cukup worth it lah ya daripada aku harus melanjutkan perjalanan dengan burung besi tersebut. So, setelah melakukan perjalanan laut dengan cuaca yang masih mendung, kapal yang membawaku dari Batam pun tiba di Pelabuhan Tanjung Pinang pukul 15.00 WIB.
Vihara 1000 Patung
Tadaaa. Ini dia destinasi pertamaku di Bintan. Mengunjungi Vihara 1000 Patung yang menjadi salah satu vihara terbesar di Asia Tenggara. Fyi, Wisata 1000 patung yang disajikan Vihara Ksitigarbha Bodhisattva agar menarik wisatawan. Dan istimewanya, patung-patung ini dibuat langsung dari negara-negara tetangga baru kemudian dibawa kesini.
Gurun Pasir Busung Bintan
Pagi yang cerah, secerah warna bajuku. Kali ini aku menyambangi Gurun Pasir Busung yang instagenic di Bintan. Dengan mengenakan outfit berwarna cerah, aku mengabadikan setiap sudut di danau cantik dan gurun pasirnya dengan berfoto ria.
Lagoy Bay
Tadaaaa. Ini dia salah satu icon Bintan. Lagoy Bay. Sebuah resort yang memiliki pantai bersih dengan ciri khas bebatuan seperti pantai-pantai di Bangka Belitung. Cantik sekali.
Treasure Bay
The last destination but impressive banget. Karena destinasi inilah yang menjadi incaranku untuk go to Bintan. Yakni, Treasure Bayyyyyyyy yeyeye. Kolam renang terbesar se-Asia Tenggara. Ngga bisa sebutin berapa luasnya karena emang luas banget gais. Dan ada banyak wahana airnya juga. Anyway, Treasure Bay ini memang kolam renang yang didesain seperti pantai. Jadi bener-bener dikasih pasir buatan dan juga banyak pohon kelapa nya berdiri kokoh. Yuk main-main kesini.
Yupssss, itu dia perjalananku selama di Bintan, Kepulauan Riau. Bener-bener perjalanan yang singkat tapi penuh cerita. Anyway, aku juga mau bilang terimakasih untuk Backpacker Jakarta. Karena aku ikut trip ini dengan sharecost yang cukup murah meriah, aku lupa berapa karena udah 2 tahun yang lalu. Plus, CP nya juga bener-bener baik dan ngayomin banget. She is my panutanque, kak Febeshinta.com. Dan ku juga mau say thanks to temen-temen seperjalananku yang ga bisa aku sebutin satu-satu. Terimakasih atas suka dukanya selama di pesawat sampe kita bisa balik ke Jakarta lagi dengan selamat. Hahaha. Terakhir, thanks untuk Garuda Indonesia yang udah membawaku mendarat dengan muluss di CGK. See u next trip
Posting Bintan, Perjalanan Singkat Yang Penuh Kesan ditampilkan lebih awal di Backpacker Jakarta.
from Backpacker Jakarta https://ift.tt/37b88Xf
via IFTTT
Komentar
Posting Komentar