Halo sobat pendaki?!!
Setelah lama tidak melakukan pendakian gunung diatas 3-rban mdpl akhirnya tepat pada tanggal 28-29 Sept 2024, aku melakukan pendakian gunung kembali bersama salah satu Open Trip pada saat itu.
FYI Pendakian Gunung Slamet ini sempat ditutup beberapa saat kemarin sehingga membuat aktivitas Gunung Slamet menjadi meningkat drastis kemarin, banyak para pendaki kembali menikmati Gunung Slamet.
Gunung Slamet merupakan gunung tertinggi kedua di Pulau Jawa. Dengan ketinggian 3428 mdpl, gunung ini memiliki julukan sebagai atap Jawa Tengah. Banyak pendaki yang lebih menyukai menaklukan gunung ini melalui jalur Pendakian Gunung Slamet via Bambangan.
Kali ini aku melakukan kembali Pendakian Gunung Slamet yang mana sebelumnya di tahun 2016 sudah perna menaklukan Gunung Slamet saat itu, entah kenapa di tahun 2024 ini aku ingin kembali mendaki Gunung Slamet.
Pada tahun 2016, aku bersama sahabat yang hanya ber6 melakukan Tektok Pendakian Gunung Slamet. Tektok adalah salah satu istilah dalam pendakian yang mempunyai arti mendaki gunung yang tidak bermalam atau tidak berkemah di gunung. Pendaki Tektok hanya membawa perlengkapan yang minimal, seperti makanan ringan dan minuman, tanpa membawa perlengkapan seperti carrier, tenda, sleeping bag, flysheet, dan lain sebagainya.
Namun pada tahun 2024, akhirnya kembali dengan mencoba melakuan dengan camping bersama teman-teman di open trip.
Untuk mencapai puncak tertinggi di Jawa Tengah ini ada beberapa jalur yang bisa dipilih diantaranya yaitu jalur Bambangan (Purbalingga), Gunung Malang (Purbalingga), Baturraden (Banyumas), Kaliwadas (Brebes), Dipajaya (Pemalang), dan Guci (Tegal).
Pada pendakian kali ini, aku memutuskan untuk melewati jalur Bambangan kembali dimana pada tahun 2016, sebab jalur ini cukup populer dan memiliki aksebilitas yang baik.
Aku berangkat dari Jakarta (Cawang, UKI) sekitar pukul 22.00 WIB dan tiba di basecamp sekitar pukul 04.00 WIB. Sesampainya di basecamp, aku mempersiapkan kembali berbagai keperluan untuk dibawa selama pendakian. Lalu setelah semua beres kami bersama team open trip ini mulai bergegas melakukan pendakian.
BASECAMP – POS 1
Saat keluar dari gapura Bambangan, terlihat tukang ojek yang berjejer menawarkan jasanya. Karna untuk mempersingkat waktu akhirnya kami memilih menaiki ojek hingga pos 1, tetapi ada juga yang memilih tracking oleh para lelaki itu, karna para lelaki itu mungkin pendaki tangguh ya biar lebih totalitas katanya haha.
Pukul 09.00 WIB, berangkat dari basecamp menuju pos 1 dengan menggunakan ojek.
Harga ojek Gunung Slamet/sekali jalan :
Bascamp hingga Pos 1 = Rp 70.000
Bascamp hingga Pos 1 Bayangan = Rp. 45.000.
Jujur saja tahun 2016 belum ada yang namanya ojek di Gunung Slamet biasanya hanya ada di Sindoro dan Sumbing saja. Ojek Pos di Gunung ini sebenarnya cukup worth it lho, karna jarak dari bascamp ke Pos 1 itu cukup jauh bisa memakan waktu 1 jam hingga 1,5 jam jika tracking, jadi bisa menghemat waktu dan tenaga bukan.
Namun karna kemarin pendakian cukup membludak di Gunung Slamet untuk menaiki ojek saat itu harus ngantri ya sekitar 30 menit namun jangan khawatir ojek disana cukup banyak jadi hanya cukup bersabar sebentar saja.
POS 1 – POS 2
Saat tiba di pos 1 Pondok Gembirung, pukul 10.30, kami menunggu sampai semua teman-teman sampai, dan akhirnya semua sudah komplit termasuk yang tracking tiba pada pukul 12.00. Di pos 1 ini tempatnya terbilang cukup nyaman karena terdapat gazebo dan kursi bambu yang disediakan untuk para pendaki istirahat beserta warung yang menjual makanan dan minuman.
Setelah semua tiba kami melanjutkan kembali perjalanan menuju pos 2 Pondok Walang. Jarak dari pos 1 menuju pos 2 terbilang cukup jauh karena kami memakan waktu sekitar 1 jam-an, untuk tiba di pos 2 sekitar pukul 1 siang,
Kondisi jalanya sudah mulai terjal. Jalan licin serta vegetasi yang mulai rapat membuat kami cepat lelah karena berebut oksigen dengan pepohonan disekitar.
POS 2 – POS 3
Setelah tiba di pos 2 (Pondok Walang) berada di ketinggian 2256 mdpl, beberapa dari kami mulai beristirahat sebentar sambil jajan semangka. Disini juga terdapat warung ya gais, namun kami tidak lama disini, kami bergegas melanjutkan pendakian menuju Pos 3 Pondok Cemara. Dari Pos 1 hingga Pos 2 menghabiskan waktu sekitar 1 jam kurang.
Tiba di pukul 2 siang, Kondisi jalannya masih sama seperti sebelumnya dengan jalanan terjal dan vegetasi yang rapat.
POS 3 – POS 4
Pos 3 (Pondok Cemara) berada pada ketinggian 2510 mdpl. Dari Pos 2 hingga Pos 3 sekitar 1 jam perjalanan. Setibanya kami di Pos 3 pada pukul 3 sore, kami beristirahat cukup lama yakni sekitar 15 menit, karena kami akhirnya memutuskan makan siang perbekalan yang kami bawa dari bascamp terlebih dahulu karna sudah sore.
Pos 3 Pondok Cemara, sekitar jam 3.15 sore setelah beristirahat, kami melanjutkan kembali perjalanan menuju Pos 4 Samarantu.
POS 4– POS 5
Perjalanan menuju Pos 4 (Samaranthu) menghabiskan waktu sekitar 40 menit dengan ketinggian 2688 mdpl, kami pun tiba di pos 4 Samarantu, di pos ini hanya terdapat tanah kosong untuk para pendaki beristirahat, berbeda dengan pos sebelumnya yang terdapat gazebo disana.
Nama Samarantu sendiri berasal dari kata samar dan hantu. Jika diartikan secara harfiah, Samarantu adalah hantu tersamar atau tidak terlihat jelas. Pos Samarantu ditandai dengan dua pohon besar yang sejajar layaknya pintu. Pintu itu dipercaya sebagai pintu masuk ke kerajaan gaib. Di pos ini pendaki harus menjaga perilaku, sopan santun serta terus meminta perlindungan dengan tuhan.
Pos 4 Samarantu pada pukul 4 sore, lalu perjalanan menuju pos 5 memakan waktu sekitar 1 jam dengan kondisi jalan yang serupa dengan sebelumnya, dengan tanjakan yang curam dan batuan yang menantang. Namun, kali ini kami juga dihadapkan pada beberapa kayu pohon tumbang yang tersebar di sepanjang jalur, menambah kesulitan bagi kami untuk melewati rute tersebut dengan lancar.
POS 5 – POS 6
Tak lama setelah itu, kami tiba di pos 5 pada pukul 5 an sore, ini adalah tempat para pendaki yang tepat untuk mendirikan tenda, di sini juga terdapat warung.
Pos 5 Samyang Rangkah, tenda kami sudah terpasang, dan sambil menunggu teman-teman yang belum sampai akhirnya kami beristirahat duluan di dalam tenda. Lalu setelah semua sampai kami di buatkan makan malam, kemudian mengobrol sebentar sambil bercengkrama dengan satu sama lain, sambil menghatkan badan.
Lalu tak lama aku dan teman aku yang didalam tenda yang berisi 4 orang lebih memilih beristirahat (tidur) duluan untuk persiapan summit, team Leader memberi info ke kami bahwa kami akan di bangunkan pukul 03.00 pagi untuk mempersiapkan diri dan sarapan roti kukus dan segelas energen, lalu pukul 04.00 pagi mulai bergegas berangkat summits, yang diiringi doa bersama lalu dibagi dengan 3 team : depan, tengah dan belakang.
kami pun melanjutkan perjalanan menuju Pos 6. Jalur pendakian menuju Pos 6 lebih menanjak dari jalur-jalur sebelumnya. Banyak juga pohon besar yang tumbang yang menghalangi jalan. Jalur seperti lorong yang sempit pun juga masih banyak ditemukan di jalur pendakian menuju Pos 6, kami menghabiskan waktu sekitar 45 menit. Pos 6 (Samyang Ketebonan) berada pada ketinggian 2909 mdpl.
POS 6 – POS 7
Kami langsung melanjutkan perjalanan kami. Jalur menuju Pos 6 tadi yang lebih menanjak dari pos pos sebelumnya ternyata belum seberapa dari menanjaknya jalur menuju Pos 7.
Disini jalur menanjak tapi tidak ada jalan seperti lorong, jalurnya lebih terbuka. Pemandangan bawah sudah dapat dilihat pada jalur ini. Indahnya langit yang berwarna jingga yang mulai secara perlahan melihatkan matahari mulai muncul secara perlahan di saat subuh, menambah membuat semangat dalam pendakian ini.
Perjalanan menuju Pos 7 menghabiskan waktu sekitar 40 menit. Pos 7 (Samyang Kendit) berada pada ketinggian 3040 mdpl. Di Pos 7 Gunung Slamet masih terdapat warung, dimana warung hanya berada sampai pada Pos 7 terakhir.
POS 7 – POS 8
Perjalanan menuju Pos 8 tidak lah jauh. Hanya menghabiskan waktu sekitar 30 menit. Pos 8 (Samyang Jampang) berada pada ketinggian 3092 mdpl. Pada pos ini hanya berupa lahan yang kecil dan tidak bisa untuk membangun camp, mungkin jika ingin beristirahat, dapat membangun camp darurat dengan flysheet.
POS 8 – POS 9
Karena jarak yang dekat dari Pos 7 tadi, kami putuskan untuk melanjutkan perjalanan. Jalur pendakian menuju Pos 9 berupa vegetasi terbuka dengan angin yang cukup besar. Suhu di sini sudah mulai membuat badan menggigil. Perjalanan kami menuju Pos 9 hanya menghabiskan waktu sekitar 30 menit. Jalur disini mulai menanjak tajam dan jalan berupa tanah.
Pada Pos 9 (Plawangan) berada pada ketinggian 3172 mdpl. Dapat dilihat pemandangan indah dari sekitaran Gunung Slamet, terpampar nyata juga Gunung Sindoro, Gunung Sumbing dan Gunung Prau. Sangat indah sekali! Pada Pos 9, harap bersiap ya!
BATAS AMAN PENDAKIAN, DILARANG MELINTAS!
POS 9 – PUNCAK
Jalur pendakian menuju puncak berisi batu, kerikil dan reruntuhan pasir yang mudah gugur. Pasir dan kerikil dominan bewarna merah. Harus extra hati-hati jika akan summit. karena harus memilih jalan yang aman dan tidak meruntuhkan batu dibawahnya.
Pada saat berada di Plawang sekitar pukul 6.00 pagi, aku merasa sangat beruntung, cuaca sangat bersahabat, sehingha bisa melihat sun rises dari atas Pos tertinggi yang begitu terlihat jela, lautan awan dan keindahan alam dari bawah yang begitu indah.
Perjalanan summit menghabiskan sekitar 1 jam 15 menit dengan ketinggian 3428 mdpl. Aku sampai pada pukul 7.15 pagi di atas Puncak Gunung Slamet, ketika sampai di sambut dengan angin kencang pas dilereng puncak, lalu berkabut. tapi untungnya anginnya tidak lama.
Ketika sampai banyak para pendaki yang sudah ramai berada atas puncak yang mengantri untuk berfoto ditempat yang bertuliskan atap jawa tengah ini, sambil bergantian satu persatu untuk mengambil momen di puncak Gunung Slamet. Benar-benar masyaallah sih …
Gilaaaaaaaaaaa gokillllll sih Slamet!!! Selalu takjub dan keren.
ALHAMDULILLAH… aku dapat menaklukan puncak Gunung Slamet ini kembali untuk ke-2x!
Views: 6
Posting I AM BACK! PENDAKIAN GUNUNG SLAMET ATAP JAWA TENGAH ditampilkan lebih awal di .
from https://ift.tt/VdKQzut
via IFTTT
Komentar
Posting Komentar