Langsung ke konten utama

Pendakian Gunung Guntur Dan Penanaman Bibit Pohon

Gunung Guntur ?

Yupz, siapa sih yang gak kenal sama Gunung Guntur! Gunung yang sering disebut – sebut sebagai miniaturnya gunung tertinggi di pulau jawa yaitu gunung semeru!

Buat yang baru mau nanjak gunung yang satu ini, jangan sekali sekalinya menyebut gunung ini pendek walau cuma 2249mdpl! Dan jangan pernah ada yang bilang nanjak gunung ini tuh gampil kalau kalian belom ngerasain langsung gimana treknya yang gak bisa dijawab pakai rumus matematika!

So, dengan total 25 peserta diluar cepe, kami dari Komunitas Backpacker Jakarta kembali melakukan pendakian ke gunung guntur pada tanggal 06 – 07 Mei 2017, dengan meeting point di Sekretariat Backpacker Jakarta. Oh iya, biaya sharecost nya sebesar Rp 200.999,- / orang dan pendakian kali inipun berbeda dari sebelumnya. Kenapa ? yupz, selain mendaki untuk menggapai puncak, kami juga akan menanam bibit pohon di pos 3, tempat yang menjadi target kami memasang tenda.

Oke, langsung aja yuk masuk ke materi perjalanannya, eh maksud nya kisah perjalanan :P cekidot….

Sekitar jam 07.00 pagi kami semua sudah tiba dibasecamp untuk sejenak meluruskan badan, sarapan dan repacking. Oh iya, sebelum melangkahkan kaki, ada baiknya kami melakukan pendaftaran terlebih dahulu dibasecamp. Di sini kami hanya perlu mendaftaran nama dan nomor telepon yang dihubungi tanpa harus mengeluarkan biaya pendaftaran sedikitpun. Dan sekitar jam 09.00 diawali dengan perkenalan dan doa, kaki pun siap melangkah meninggalkan basecamp.

Nah, untuk trek pertama kalinya, sepanjang jalan mata kalian akan disuguhi dengan pemandangan bukit batu dan jangan bingung kalau dijalan kalian akan berpapasan dengan mobil pengangkut pasir atau batu karena track yang dilewati adalah jalur penambang pasir dan batu.

Perjalanan dilanjutkan dengan melewati jalur yang penuh dengan ilalang. Untuk medan nya sendiri masih dengan kemiringan yang sedikit bersahabat. Oh iya, sepanjang perjalanan kalian akan menemukan warung yang berjualan disepanjang trek menuju pos 3. Kira kira terdapat 3 warung yang jarak nya tidak terlalu jauh.

Warung ketiga bisa dikatakan sebagai warung terakhir untuk kami berleyeh leyeh, karena setelah melewati warung ini, kalian akan dihadapkan dengan jembatan bambu sepanjang 1 meter, sebagai tanda puncak semakin dekat!! Tapi jangan seneng dulu! Sebelumnya kalian harus melewati trek terjal dan berbatu yang lumayan panjang dan sulit dilewati sehingga membuat keringat ngucur deras karena kondisi saat itu siang bolong yang sangat terik dan sepanjang jalan jarang ditemukan pohon rindang!

Setelah berjuang ditrek terjal, finally kami semua tiba di pos 3 atau pos basecamp volunteer Gunung Guntur. Disini kita harus melakukan pendaftaran lagi sebelum melanjutkan perjalanan panjang menuju puncak gunung guntur dikeesokan harinya. Dan demi keamanan, salah satu dari kami pun diminta lagi untuk menitipkan KTP di Pos 3. Nah, disinilah kami membangun tenda, beristirahat sambil menunggu besok pagi, mengisi ulang air di curug citiis, dan menanam bibit pohon yang sudah kami bawa dari basecamp. Duh kalau diinget inget itu bibit yang dari mula nya segar sempurna, bisa berubah menjadi lesuh, coklat bahkan ada yang sampai kelolosan daunnya bahkan patah batang nya. Will be unforgetable moment!! Maaf yaa, gak sengaja….. wkwkwkw…. :P

Di pos 3 kami mencari tempat yang nyaman untuk mendirikan tenda, dan pada akhirnya kami menemukan tempat yang pas walaupun bidang tanahnya tidak merata. Disana kami berhasil mendirikan 8 tenda dan memasang banyak flyseet untuk berjaga jaga turun hujan dan kabut. Dan benar saja! disaat tenda dan flyseet terpasang, hujanpun turun dan kabut mulai menutupi jarak pandang mata. Sambil menunggu hujan reda, finally kami memilih untuk masak dan mengisi perut terlebih dahulu lalu dilanjutkan dengan menanam bibit pohon di sekitaran pos 3 ditemani dengan kabut. Tidak menghabiskan banyak waktu, setelah menanam, kami kembali menuju tenda untuk beristirahat dan menikmati kerlap kerlip lampu rumah warga atau bahasa beken nya adalah citylight dari ketinggian pos 3.

Ke’esokan harinya pun tiba, sekitar jam 05.00 pagi, seperti biasa diawali dengan doa, kami bersiap untuk summit menuju puncak gunung guntur. Dari pos 3, kita mulai dihadapkan dengan tanjakan istimewa yang gak akan berakhir sampai di Puncak 1. Tanjakan ini bukan hanya sekedar tanjakan biasa yang sudah ada bidangnya seperti tangga atau batu, melaikan tanjakan ini dipenuhi dengan kerikil-kerikil mungil yang lembut kayak perempuan cantik yang bisa bikin kaki dengkul meleleh.

Kemiringan yang ditawarkan kurang lebih 70 derajat, yang semakin atas semakin curam dan batuan yang sering jatuh bergulir ke bawah! Oh iya, sepanjang jalur summit, tidak ada yang namanya shelter untuk beristirahat! dan ini benar-benar menjadi kombinasi sempurna yang membuat tanjakan ini saya cap menjadi tanjakan tanpa ampun! yang sampai pada akhirnya, saya sendiri menerapkan peraturan 50:1 untuk diri sendiri, yakni 50 kali melangkah, 1 kali berhenti untuk nafas yang lebih panjang. Jalur pasir nan seru ini membuat perjalanan lebih istimewa, karena dengan mendaki 2 langkah, akan merosot 1 langkah! Damn!

Akhirnya, karena kaki gak sanggup melangkah lagi, saya bersama dua orang lainnya memutuskan berhenti di salah satu pohon pinus yang bidang nya lumayan datar sebelum puncak 1. Hmmm,, saya rasa itu adalah satu satu nya pohon di pertengahan trek!

Ok, sebagian dari kami memilih untuk terus muncak sambil menunggu sunrise yang terkenal dengan indah nya jika muncul di pagi hari. Tapi kenyataan tidak sesuai ekspetasi! kabut tebal menjadi tebing penghalang yang membuat kami sedikit kecewa tidak dapat menikmati munculnya golden sunrise di puncak. Meski sempat terbuka sedikit dengan memperlihatkan sinar matahari pagi, namun dalam waktu sekejap, kabut kembali menutupi pandangan sekitar puncak gunung Guntur.

Sambil menunggu yang lain turun, sekitar jam 9 kami ber 3 memilih untuk turun duluan dengan memasang webing yang lumayan panjang untuk memudahkan kami turun ( Makasih Ka Ramdhan ^^ )

Nah, setelah kami semua sudah tiba di pos 3, kami bersiap untuk sarapan dan mengisi sedikit perut, lalu bongkar tenda dan sekitar jam 12.00 kami sudah siap untuk turun ke basecamp.

In short, meskipun kabut terus menutupi pandangan, dan meski tidak mendapat banyak foto dengan view yang bagus, pendakian kali ini tetap sangatlah berkesan dan menyenangkan. Seluruh proses perjalanan menuju puncak gunung guntur kami nikmati dengan canda dan tawa. Banyak momen berkesan yang telah kami lalui bersama tanpa terkecuali dari awal sampai akhir.

The last, terima kasih buat Kaka Cepe yang udah ngajak kita semua kesini.. Cheers!



from Backpacker Jakarta http://ift.tt/2r6Qtcv
via IFTTT

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pertolongan Pertama Jika Tersengat Biota Laut

Meningkatnya minat wisatawan dalam negeri maupun mancanegara mengunjungi Indonesia juga berdampak terhadap meningkatnya pengunjung yang menelusuri keindahan biota laut Indonesia. Selain mempersiapkan barang bawaan, kalian juga perlu membekali diri dengan pengetahuan tentang bahaya yang biasa terjadi didaerah tersebut guna mencegah jikalau ada kejadian yang tak diinginkan, salah satunya seperti tersengat binatang laut. Berikut tipsnya jika kalian tersengat binatang laut: 1. Ubur-ubur Banyak spesies ubur-ubur di Indonesia, mulai yang tak menyengat hingga yang bisa menyebabkan kematian. Ikuti langkah-langkah berikut jika tersengat ubur-ubur: Tetap tenang Keluar dari air laut Hentikan sengatan Lepaskan tentakel menggunakan kartu hindari kontak langsung Basuh dengan cuka atau backing soda, jika tidak ada gunakan air laut Basuh dengan air hangat selama kurang lebih 20 menit Balut luka dengan perban Segera ke rumah sakit terdekat untuk penanganan lebih lanjut Note!!! Hinda

Keindahan Pulau Cipir Yang Mempesona

Halo sahabat traveler! Bingung mau kemana weekend ini? Buat kalian yang sibuk dan tidak punya waktu banyak untuk berlibur, maka salah satu objek wisata ini sangat cocok menjadi bagi kamu semua. Dimana? Pulau Cipir pasti nya yang terletak di Kepulauan Seribu . Oh iya, Pulau Cipir juga dikenal dengan kata Pulau Khayangan lhoh. Untuk mengexplore tempat wisata ini hanya dibutuhkan satu hari saja dan kalian sudah bisa memanjakan diri dengan pemandangan yang eksotis mulai dari spot bagi pecinta fotography, gardu untuk melihat keseluruhan pulau dari ketinggian, serta sejarah yang tidak kalah menarik. Oh iya, jangan lupa untuk mengajak keluarga atau saudara ya guys, karena Pulau Cipir juga cocok dijadikan tempat quality time keluarga. Rute transportasi Transportasi menuju kesanapun tidak terlalu sulit, jika kalian naik busway, bisa turun di halte Rawabuaya, lalu dilanjutkan dengan menyambung mobil plat hitam ( mobil carry ) sampai di Dermaga Muara Kamal dengan biaya ongkos sebesar Rp8.000

Melihat Wajah Bandar Udara Syamsuddin Noor Banjarmasin, Bandara Tersibuk kedua di Kalimantan

Bandara Syamsuddin Noor adalah salah satu bandara tersibuk kedua di Kalimantan setelah Bandara Sepinggan yang ada di Balikpapan Kalimantan Timur.   Bandara Syamsuddin Noor ini berada di kota Banjarmasin yakni Ibu Kota Provinsi Kalimantan Selatan. Namun sama dengan Bandara-bandara lainya dimana Lokasi Bandara Ibu Kota Provinsi berada diluar Kota karena keterbatasan lahan dan juga menghindari pusat keramaian. Bandar Udara Internasional Syamsuddin Noor (Inggris: Syamsuddin Noor International Airport) (IATA: BDJ, ICAO: WAOO) letaknya ada di Kelurahan Syamsudin Noor, Kecamatan Landasan Ulin, Kota Banjarbaru, Kalimantan Selatan atau 25 km sebelah tenggara dari pusat Kota Banjarmasin, kota terbesar di Kalimantan, dan terletak 10 kilometer selatan-barat dari pusat Kota Banjarbaru. Jujur saat saya menginjakan kaki dibandara ini sedikit terkejut mengingat ukuran bandaranya yang sangat kecil, sempit dan sudah cukup tua, hal ininterlihat dari beberapa bangunan yang terlihat usang. Bandara Sy