Langsung ke konten utama

Mendaki Gunung Sambil Wisata Sejarah ? Ini Dia Peninggalan Prasejarah di Gunung Lawu

Gunung Lawu, dikenal juga sebagai gunung “terangker” di Indonesia. Gunung yang berada pada perbatasan Jawa Tengah dan Jawa Timur ini diperkirakan terakhir meletus pada tahun 1885. Dengan ketinggian 3.265 MDPL, Gunung Lawu menjadi satu di antara banyak gunung yang memiliki daya tarik tersendiri untuk dikunjungi.

sumber foto : travelkompas

Selain itu, Gunung Lawu juga banyak menyimpan cerita sejarah yang panjang. Dan dari sejarah ini pula, terdapat beberapa peninggalan sejarah di kawasan Gunung Lawu. Terletak di kaki Gunung Lawu, ini adalah beberapa peninggalan sejarah yang bisa kamu kunjungi ketika mendaki atau sekadar berkunjung ke Gunung Lawu.

  1. Candi Sukuh

Candi Sukuh merupakan candi Hindu peninggalan Kerajaan Majapahit yang terletak di lereng barat Gunung Lawu. Ditemukan oleh arkeolog pada tahun 1815 M pada masa pemerintahan Gubernur Raffles. Candi ini memiliki bentuk trapesium yang mirip dengan candi peninggalan Suku Maya yang tinggal di Semenanjung Yukatan, Amerika Tengah.

Candi Sukuh memiliki tiga teras dengan keunikan yang berbeda. Teras pertama menjadi gerbang utama untuk masuk candi, kemudian pada teras kedua terdapat gapura yang sudah tidak utuh lagi. Di samping kanan dan kiri gapura terdapat patung penjaga yang dikenal dengan nama Patung Dwarapala. Teras ketiga sebagai teras terakhir ini menjadi yang paling utama dan memiliki pelataran yang luas.

Terdapat beberapa relief yang menggambarkan alat reproduksi manusia yang cukup vulgar. terletak di lantai ketika melewati pintu masuk. Relief ini menjadi lambang kesuburan dan menurut kepercayaan sekitar, siapa saja yang melangkahi relief ini, semua kotoran akan sirna karena sudah terkena suwuk (pengobatan).

  1. Candi Cetho

Masih terletak di lereng barat Gunung Lawu, Candi Cetho termasuk peninggalan Kerajaan Majapahit yang menjadi salah satu candi tertinggi di Indonesia. Candi Cetho ditemukan pertama kali oleh Van Der Vlies pada tahun 1842.  Berbeda dengan Candi Sukuh, Candi Cetho memiliki banyak punden bertingkat yang kemudian mengalami restorasi besar-besaran dan menjadi sembilan punden tingkat.

Candi Cetho yang menjadi salah satu jalur pendakian di Gunung Lawu memiliki arti nama “nyata” atau “jelas” dari kata “Cetho”. Dari ketinggian 1.496 MDPL, pendaki maupun pengunjung disuguhi pemandangan yang indah dari dua daerah, yaitu Solo dan Karanganyar.

Di Candi Cetho, teman-teman juga dapat melihat beberapa arca peninggalan sejarah. Teras pertama adalah tempat untuk meletakkan sesaji. Pada teras kedua terdapat Petilasan Ki Ageng Krincing Wesi yang dipercaya sebagai leluhur  Desa Cetho. Ketika berada di teras ketiga, terdapat penampakan batu yang ketika dilihat dari atas akan berbentuk Garuda yang merupakan representasi dari kendaraan Dewa Wisnu.

Lanjut pada teras keempat, terdapat rangkaian relief yang menceritakan Dewi Huma, istri Dewa Siwa yang melakukan pelanggaran dan berubah menjadi raksasa dengan nama Bathari Durga. Teras kelima dan keenam adalah pendopo yang biasa digunakan untuk peribadatan dan istirahat para pengunjung.

Teras ketujuh memiliki dua arca. Yakni arca Ki Noyo Genggong dan Ki Sabdo Palon yang dipercaya sebagai tokoh penasihat spiritual pada masa kejayaan Raja Prabu Brawijaya V. Teras kedelapan terdapat arca Prabu Brawijaya  V. Dan teras kesembilan yang menjadi teras terakhir merupakan bagian utama yang tidak boleh dikunjungi oleh sembarang orang. Tempat tersebut menjadi tempat beribadah umat Hindu. Juga menjadi tempat penyimpanan barang-barang kuno.

  1. Situs Planggatan

Terletak tidak jauh  dari Candi Sukuh, terdapat Situs Planggatan yang diprediksi usianya lebih tua dari Candi Cetho. Situs Planggatan memiliki susunan bangunan berteras dan susunan anak tangga, Sayangnya pada Situs Planggatan ini candi yang ada sudah menjadi reruntuhan dan membuat Situs Planggatan tidak banyak memiliki catatan dan informasi. Namun diduga Situs Planggatan merupakan  tempat tinggal pendeta atau orang suci agama Hindu.

Gimana? Tertarik untuk wisata sejarah sambil mendaki gunung? Atau mendaki gunung sambil wisata sejarah? Hemmm, Gunung Lawu dengan segala yang ada di dalamnya akan selalu mengesankan dengan caranya sendiri, ya teman-teman.

Sebelum kalian mendaki gunung ke Gunung Lawu atau kalian tertarik dengan cerita Gunung Lawu sendiri, mimin ada rekomendasi buku yang berlatar tempat di Gunung Lawu, nih. Buku karangan Rizki Ridyasmara dengan judul “SUKUH: Misteri Portal Kuno di Gunung Lawu, sebuah Novel. Buku yang ketika mimin baca, bikin gak mau berhenti alias seru banget.

Sekian tentang peninggalan sejarah di Gunung Lawu. Kalau teman-teman ada pengalaman apa ketika mendaki ke Gunung Lawu? Komen di bawah, ya! Mimin baca!

Penulis : @taliraap member of Backpacker Jakarta #38
Editor : @kikyamaleader

 

Posting Mendaki Gunung Sambil Wisata Sejarah ? Ini Dia Peninggalan Prasejarah di Gunung Lawu ditampilkan lebih awal di Backpacker Jakarta.



from Backpacker Jakarta https://ift.tt/TyKadYD
via IFTTT

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pertolongan Pertama Jika Tersengat Biota Laut

Meningkatnya minat wisatawan dalam negeri maupun mancanegara mengunjungi Indonesia juga berdampak terhadap meningkatnya pengunjung yang menelusuri keindahan biota laut Indonesia. Selain mempersiapkan barang bawaan, kalian juga perlu membekali diri dengan pengetahuan tentang bahaya yang biasa terjadi didaerah tersebut guna mencegah jikalau ada kejadian yang tak diinginkan, salah satunya seperti tersengat binatang laut. Berikut tipsnya jika kalian tersengat binatang laut: 1. Ubur-ubur Banyak spesies ubur-ubur di Indonesia, mulai yang tak menyengat hingga yang bisa menyebabkan kematian. Ikuti langkah-langkah berikut jika tersengat ubur-ubur: Tetap tenang Keluar dari air laut Hentikan sengatan Lepaskan tentakel menggunakan kartu hindari kontak langsung Basuh dengan cuka atau backing soda, jika tidak ada gunakan air laut Basuh dengan air hangat selama kurang lebih 20 menit Balut luka dengan perban Segera ke rumah sakit terdekat untuk penanganan lebih lanjut Note!!! Hinda

Keindahan Pulau Cipir Yang Mempesona

Halo sahabat traveler! Bingung mau kemana weekend ini? Buat kalian yang sibuk dan tidak punya waktu banyak untuk berlibur, maka salah satu objek wisata ini sangat cocok menjadi bagi kamu semua. Dimana? Pulau Cipir pasti nya yang terletak di Kepulauan Seribu . Oh iya, Pulau Cipir juga dikenal dengan kata Pulau Khayangan lhoh. Untuk mengexplore tempat wisata ini hanya dibutuhkan satu hari saja dan kalian sudah bisa memanjakan diri dengan pemandangan yang eksotis mulai dari spot bagi pecinta fotography, gardu untuk melihat keseluruhan pulau dari ketinggian, serta sejarah yang tidak kalah menarik. Oh iya, jangan lupa untuk mengajak keluarga atau saudara ya guys, karena Pulau Cipir juga cocok dijadikan tempat quality time keluarga. Rute transportasi Transportasi menuju kesanapun tidak terlalu sulit, jika kalian naik busway, bisa turun di halte Rawabuaya, lalu dilanjutkan dengan menyambung mobil plat hitam ( mobil carry ) sampai di Dermaga Muara Kamal dengan biaya ongkos sebesar Rp8.000

Melihat Wajah Bandar Udara Syamsuddin Noor Banjarmasin, Bandara Tersibuk kedua di Kalimantan

Bandara Syamsuddin Noor adalah salah satu bandara tersibuk kedua di Kalimantan setelah Bandara Sepinggan yang ada di Balikpapan Kalimantan Timur.   Bandara Syamsuddin Noor ini berada di kota Banjarmasin yakni Ibu Kota Provinsi Kalimantan Selatan. Namun sama dengan Bandara-bandara lainya dimana Lokasi Bandara Ibu Kota Provinsi berada diluar Kota karena keterbatasan lahan dan juga menghindari pusat keramaian. Bandar Udara Internasional Syamsuddin Noor (Inggris: Syamsuddin Noor International Airport) (IATA: BDJ, ICAO: WAOO) letaknya ada di Kelurahan Syamsudin Noor, Kecamatan Landasan Ulin, Kota Banjarbaru, Kalimantan Selatan atau 25 km sebelah tenggara dari pusat Kota Banjarmasin, kota terbesar di Kalimantan, dan terletak 10 kilometer selatan-barat dari pusat Kota Banjarbaru. Jujur saat saya menginjakan kaki dibandara ini sedikit terkejut mengingat ukuran bandaranya yang sangat kecil, sempit dan sudah cukup tua, hal ininterlihat dari beberapa bangunan yang terlihat usang. Bandara Sy