Siapa yang belum pernah ke Pulau Sangiang ? Yuk baca artikel ini sampai habisss ya gaes yaaa..
Indonesia sebagai negara kepulauan tentu tak diragukan lagi jika memiliki pesona keindahan wisata bahari. Sudah banyak terbukti oleh beberapa wisatawan baik dari dalam negeri maupun luar negeri yang mengakui keindahan pulau-pulau di Indonesia.
Sebut saja kepulauan Anambas, Karimun jawa, Derawan, Bunaken, Takabonerate, Raja Ampat, dan masih banyak lagi. Bahkan masih banyak ribuan pulau-pulau di Indonesia yang masih belum terjamah dan belum banyak orang mengetahuinya. Dan kali ini, kita akan coba mengunjungi Pulau Sangiang yang terletak di Kabupaten Serang, Provinsi Banten.
Pulau Sangiang terletak di selat sunda, antara Pulau Jawa dan Pulau Sumatera. Perjalanan menuju Pulau Sangiang sendiri bisa ditempuh selama kurang lebih 5 jam dari Jakarta dengan transportasi umum berupa bus, angkutan kota, hingga kapal motor.
Namun jika menggunakan kendaraan pribadi, bisa menghemat waktu tempuh hingga 1 jam perjalanan (darat). Untuk perjalanan kali ini, saya menggunakan kendaraan umum karena ingin mendapatkan sensasi perjalanan yang berbeda (bisa disebut—ala backpacker).
Salah satu tebing bukit harapan
Perjalanan ini dimulai dari Terminal Kampung Rambutan (Jakarta Timur), dengan menggunakan bus antar kota jurusan Merak, kita bisa menikmati perjalanan malam di bus dengan berbagai hiburan dan kuliner asongan khas yang tak mungkin didapat jika kita menggunakan kendaraan pribadi. Sebut saja suara merdu penyanyi jalanan yang memasuki bus demi bus untuk mengais rezeki.
Belum lagi penjaja minuman dan makanan ringan, mulai dari air mineral, berbagai minuman botol, kacang, permen, buah, hingga berbagai kebutuhan perjalanan (charger, simcard, card reader, powerbank, dompet, buku) tersedia silih berganti. Hingga perjalanan selama kurang lebih 3 jam tak terasa berkat hiburan jalanan yang tersaji silih berganti.
Tiba di Kota Cilegon sekitar pukul 23.00 WIB, tepatnya di Simpang Tiga Cilegon, saya mengakhiri perjalanan menggunakan bus. Mulai dari situ, saya benar-benar tak tahu arah mau kemana untuk menuju ke Pulau Sangiang (gambar 1). Setelah istirahat sejenak sambil ngobrol-ngobrol dengan penjual makanan di sekitaran Simpang Tiga Cilegon, akhirnya saya mendapat sedikit informasi untuk melanjutkan perjalanan saya kembali.
Jika kita berhenti di Simpang Tiga Cilegon, kita bisa menggunakan angkutan kota Cilegon dengan warna silver menuju Pelabuhan Paku Anyer (lebih dikenal dengan Pelabuhan Anyer) selama kurang lebih 30-45 menit. Dan untungnya, angkot di Cilegon tersedia 24 jam non-stop.
Setelah menunggu angkot silver berangkat dari Simpang Tiga, kita bisa menikmati perjalanan dini hari dengan ditemani kesunyian jalan raya Anyer (biasanya macet parah) dan indahnya lampu-lampu dari pabrik-pabrik yang ada di sekitaran jalan Anyer.
Dan setibanya di mulut gang Pelabuhan Anyer, kita bisa melanjutkan perjalanan dengan berjalan kaki sekitar 500 meter untuk menuju tepian Pelabuhan. Karena terlalu pagi (dini hari jam 00.30 WIB) saya tiba di Pelabuhan Anyer, saya mencari tempat bernaung sementara, sembari merebahkan badan dan berbincang-bincang untuk rute saya selanjutnya ke Pulau Sangiang.
Keesokan harinya, suasana Pelabuhan Anyer sudah mulai ramai dengan berbagai aktifitas masyarakatnya. Ada yang bersepeda, memancing, lari-lari pagi, bahkan ada yang baru tiba melaut hingga suasana jual-beli ikan segar hasil tangkapan nelayan Anyer (gambar 2, gambar 3). Dan saya, menikmati suasana terbitnya matahari sambil bersiap-siap mencari tumpangan kapal motor untuk ke Sangiang.
Waktu mulai menunjukkan jam 08.00 WIB, ketika matahari sudah mulai menyingsing, dan kapal yang saya tumpangi-pun akan segera menarik jangkarnya. Perjalanan-pun berlanjut dari Pelabuhan Anyer menuju Pulau Sangiang yang kami tempuh kurang lebih sekitar 45 menit. Dalam perjalanan, kita disuguhi hamparan laut yang membiru dengan sesekali muncul pertunjukkan ikan-ikan kecil yang melompat keluar dari permukaan air (apakah ini yang disebut ikan terbang? Mungkin).
Kapal motor yang saya tumpangi-pun mulai mengarah ke sebuah pulau yang kita tuju, Pulau Sangiang. Tak sempat mencicipi bibir pelabuhannya, kamipun langsung diajak menuju lokasi snorkling di sekitaran Pulau tersebut. Legon Waru adalah spot pertama yang kami sambangi. Disini kita bisa ber-snorkling ria sepuasnya.
Dijamin kita akan disuguhi pemandangan karang-karang bawah laut beserta biota-biota lainnya yang sangat sayang untuk dilewatkan. Laut dengan kedalaman kurang lebih 3 meter ini memang cocok untuk aktifitas ringan seperti snorkling, free diving, bahkan diving (untuk spot dengan kedalaman diatas 5 meter). Sayangnya, kali ini saya tidak membawa kamera khusus underwater, sehingga hanya bisa mengabadikan dari atas kapal motor saja (gambar 4, gambar 5).
Setelah puas menikmati alam bawah laut Legon Waru, kamipun kembali dibawa menuju spot snorkling selanjutnya di Legon Bajo. Tak jauh berbeda dengan spot pertama kami, di Legon Bajo-pun menyajikan keindahan bawah laut yang alami. Meskipun banyak ikan disekitaran karang namun tak banyak ikan yang muncul mendekati kami (berbeda dengan lokasi snorkling di Pulau lain). Mungkin ikan-ikan tersebut masih asing terhadap kehadiran manusia.
Eksplore sangiang bersama Backpacker Jakarta
Tepat pukul 15.00 WIB, kamipun menyudahi kegiatan kami dan bersiap-siap meninggalkan Pulau Sangiang. Meskipun sebenarnya masih banyak lokasi yang belum kami kunjungi. Menurut ABK Kapal yang saya tumpangi, di dalam Pulau tersebut masih ada Gua Kelelawar, Menara Pandang, Gunung (menurut saya sih bukit, hehehe), Hutan Mangrove, dan lain-lain. Pulau yang masih relatif alami tersebut menurut ceritanya, hanya dihuni oleh kurang lebih 50 KK saja dan terdapat Pos AL dan Pos Polisi Hutan. Dari cerita tersebut, membuat saya untuk merencanakan liburan kembali ke Pulau Sangiang ini.
Tak terasa, karena sambil ngobrol-ngobrol dengan ABK kapal, kami-pun telah tiba kembali di Pelabuhan Anyer. Setibanya saya disana, maksut hati ingin segera berpamitan, namun justru saya dibawa mengunjungi rumah salah satu ABK kapal yang saya tumpangi tadi. Jamuan-pun mulai berdatangan ketika saya dipersilahkan untuk berbilas dan mandi-mandi di rumah beliau. Maklum saja, di Pulau Sangiang minim fasilitas, sehingga masih susah untuk menemukan kamar mandi umum.
Selepas magrib, saya memohon diri untuk melanjutkan perjalanan pulang menuju Jakarta. Dengan rute yang sama ketika saya berangkat, saya menaiki angkot silver menuju Simpang Tiga Cilegon. Berbeda ketika berangkat, saat pulang saya disuguhi pemandangan macetnya jalan raya Anyer. Hingga tiba di Simpang Tiga, saya kemudian melanjutkan perjalanan dengan bus menuju Terminal Pulo Gadung, berbeda terminal saat berangkat, karena mencari Terminal akhir terdekat dari lokasi tinggal saya. Dan akhirnya perjalanan sayapun berakhir di pukul 23.00 WIB di kamar tercinta saya.
Suatu hari, akan saya jelajahi kembali Pulau Sangiang!
Hits: 7645
Posting Terbayang Indahnya Pulau Sangiang ditampilkan lebih awal di Backpacker Jakarta.
from Backpacker Jakarta https://ift.tt/ar8KAqB
via IFTTT
Komentar
Posting Komentar