Investasi properti merupakan pilihan yang menarik bagi banyak orang, terutama di masa muda. Dengan berinvestasi properti, diharapkan bisa menyiapkan aset untuk masa depan yang lebih sejahtera. Properti bisa berupa kendaraan, rumah, atau perumahan. Namun, perumahan adalah jenis properti yang paling diminati karena memiliki potensi keuntungan yang besar dalam jangka panjang.
Melansir CNBC Indonesia, saat ini dinilai sebagai waktu yang tepat untuk investasi di sektor property. Setelah hampir 2 tahun pandemi Covid-19 melanda Tanah Air dan dunia, iklim investasi akan semakin baik ke depannya.
Bagi investor pemula, memiliki properti pertama adalah impian yang ingin segera diwujudkan. Namun, juga harus berhati-hati dan tidak terburu-buru dalam mengambil keputusan. Ada banyak hal yang harus dipelajari dan diperhatikan sebelum membeli properti.
Salah satu hal yang penting adalah proses pembelian properti itu sendiri. Proses ini bisa rumit dan memakan waktu jika tidak siap dengan segala persyaratan dan dokumen yang dibutuhkan. Jika ingin membeli properti dengan KPR, pastikan sudah memenuhi kriteria dan syarat yang ditetapkan oleh bank atau lembaga keuangan lainnya. Untuk membantu memulai investasi properti dengan sukses, berikut adalah 10 langkah yang bisa diikuti:
Lokasi Properti yang Strategis dan Menguntungkan
Salah satu hal terpenting yang harus dipertimbangkan sebelum membeli atau berinvestasi properti adalah lokasi. Lokasi properti akan menentukan kenyamanan, aksesibilitas, dan nilai jualnya. Orang-orang cenderung memilih properti yang berada di lokasi strategis, yaitu dekat dengan fasilitas umum, pusat bisnis, atau tempat wisata.
Properti yang berlokasi strategis juga memiliki potensi keuntungan yang lebih besar karena permintaan dan harga jualnya tinggi. Oleh karena itu, harus teliti dan selektif dalam memilih lokasi properti yang sesuai dengan tujuan dan anggaran.
Menyiapkan Dana untuk Investasi Properti
Investasi properti membutuhkan dana yang tidak sedikit. Hal tersebut dikarenakan harus siap dengan biaya-biaya yang harus dikeluarkan sebelum dan sesudah membeli properti. Biaya-biaya ini meliputi:
- Biaya Tanda Jadi
Biaya ini ditentukan oleh pengembang jika ingin membeli properti baru, atau oleh penjual properti jika akan membeli properti bekas. Biaya tanda jadi biasanya disebut juga dengan booking fee.
- Uang Muka
Uang muka harus dilunasi jika ingin membeli properti dari pengembang. Namun jika membeli properti dari pasar sekunder, uang muka biasanya sebesar 20%-50% dari harga properti, tergantung pada ketentuan bank yang memberikan kredit.
- Angsuran
Besarnya angsuran tergantung pada kesepakatan dengan bank, namun tidak boleh melebihi kemampuan penghasilan beserta pasangan. Angsuran harus dibayarkan tepat waktu agar tidak terkena denda atau bunga.
Memilih Pengembang Properti yang Berkualitas dan Terpercaya
Salah satu hal yang harus dilakukan sebelum berinvestasi properti adalah meneliti pengembang properti yang akan dibeli. Kamu harus memastikan bahwa pengembang properti memiliki reputasi yang baik, pengalaman yang cukup, dan kinerja yang profesional. Kamu bisa mencari informasi tentang pengembang properti melalui website, media sosial, atau testimoni dari konsumen. Pilihlah pengembang properti yang sudah beroperasi minimal 5 tahun di bidang properti.
Membandingkan Harga Pasar Properti
Sebelum memutuskan untuk membeli properti, sebaiknya melakukan survei dan perbandingan harga pasar properti. Kamu harus mengetahui harga pasar properti yang sesuai dengan lokasi, tipe, ukuran, dan fasilitasnya. Hal tersebut bisa dilakukan dengan mencari informasi harga pasar properti melalui internet atau melakukan riset langsung ke lapangan. Dengan begitu, bisa mendapatkan properti dengan harga yang wajar dan menguntungkan.
Mengetahui Fasilitas yang Ditawarkan oleh Agen Properti
Fasilitas yang lengkap dan berkualitas akan menambah nilai jual properti. Apabila ingin membeli properti harus dipastikan bahwa properti memiliki fasilitas internal dan eksternal yang memadai. Fasilitas internal meliputi tempat ibadah, arena olahraga, area bermain, dan infrastruktur standar seperti gerbang perumahan. Fasilitas eksternal meliputi fasilitas umum yang ada di sekitar properti seperti pusat perkantoran, sekolah, rumah sakit, dan pusat perbelanjaan. Hal ini sangat penting untuk kenyamanan dan kemudahan Anda dalam berinvestasi properti.
Mengurus Persetujuan KPR
Jika ingin membeli properti dengan cara kredit, diharuskan mengurus persetujuan KPR dari bank atau lembaga keuangan lainnya. KPR adalah salah satu cara yang bisa membantu dalam berinvestasi properti dengan lebih ringan. Dengan memiliki persetujuan KPR, Kamu bisa menunjukkan keseriusan dan minat untuk membeli properti kepada pengembang atau penjual. Selain itu, KPR juga bisa mencegah terjadinya kegagalan transaksi jual beli properti dengan pengembang atau penjual.
Memilih Tenor KPR yang Sesuai dengan Kemampuan Anda
Saat mengurus KPR, bank akan memberikan pilihan tenor atau jangka waktu pembayaran. Tenor yang ditawarkan biasanya antara 5 sampai 10 tahun. Bank akan menghitung tenor yang sesuai dengan kemampuan berdasarkan penghasilan dan pengeluaran. Jangan memilih tenor yang terlalu pendek jika tidak yakin bisa membayar angsuran setiap bulannya.
Surat Kepemilikan Tanah
Hal lain yang harus diperhatikan saat berinvestasi properti adalah memastikan sertifikat tanah yang diberikan oleh pengembang adalah sah dan legal. Sebagai investor pemula harus teliti dalam memilih unit perumahan sebagai investasi properti. Caranya bisa mengecek keabsahan sertifikat tanah melalui notaris yang bertanggung jawab atas akta tanah. Sertifikat tanah akan menunjukkan status tanah kavling yang akan dibeli dan keseluruhan kavling perumahan.
Menyiapkan Dana untuk Biaya Tambahan
Saat bertransaksi untuk membeli properti, maka harus siap dengan dana ekstra karena ada kemungkinan ada biaya tambahan yang harus dibayarkan dalam proses pembelian investasi properti. Berikut beberapa biaya tambahan yang bisa muncul dalam transaksi pembelian properti.
- Biaya Bank
Jika membeli properti dengan KPR, maka harus membayar biaya-biaya yang berkaitan dengan proses kredit. Salah satunya adalah biaya survei aset properti yang akan di beli. Biaya survei ini untuk mengecek keabsahan sertifikat tanah dan harga pasar properti.
- Biaya Asuransi
Biaya asuransi biasanya meliputi asuransi jiwa sebesar 1% sampai 2% dari total pinjaman, dan asuransi kebakaran sebesar 1% dari total pinjaman.
- Biaya Notaris
Besarnya biaya notaris tergantung pada kebutuhan dan kesepakatan dengan notaris.
- Pajak
Pajak akan muncul baik itu membeli properti dengan KPR maupun tunai. Pajak yang muncul dalam jual beli properti adalah BPHTB (Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan).
Apabila ingin mengetahui lebih banyak tentang properti dan cara menghitung anggaran untuk membeli properti, kamu bisa mengunjungi website Mortgage Calculator. Di website tersebut kamu bisa mengetahui bagaimana menghitung harga properti, uang muka, besarnya angsuran, maupun amortisasi.
Kamu juga dapat memperoleh gambaran berapa kelebihan pembayaran dengan menggunakan Mortgage Calculator Over Payment. Dengan begitu, kamu bisa merancang anggaran yang tepat dan menyiapkan dana sesuai dengan kebutuhan. Sehingga keputusan pembelian propertimu tepat dan tujuan investasi yang kamu lakukan lebih jelas.
Demikianlah beberapa hal yang harus diperhatikan saat ingin berinvestasi properti. Jika ingin berinvestasi properti dengan KPR, pastikan juga memilih bank dengan bunga yang bersaing. Sehingga investasimu dapat berkembang lebih baik.
Hits: 1
Posting 10 Tips Investasi Properti Untuk Pemula ditampilkan lebih awal di Backpacker Jakarta.
from Backpacker Jakarta https://ift.tt/nvA7gOy
via IFTTT
Komentar
Posting Komentar