Langsung ke konten utama

Laporan Trip Climbing Via Ferrata Gunung Parang Part 12

“Saya belajar bahwa keberanian tidak akan pernah absen dari ketakutan. Tetapi mereka berhasil menang atas itu. Orang berani bukan mereka yang tidak pernah merasa takut, tapi mereka yang bisa menaklukkan rasa takut itu.” – Nelson Mandela

Pepatah mengatakan bahwa hidup adalah tentang menaklukkan rasa takut. Rasa takut bukan tanda bahwa kita lemah selama kita berusaha untuk menaklukkannya. Jujur, saya termasuk orang yang takut akan ketinggian. Mungkin beberapa kali saya pernah ikut mendaki gunung, namun sensasi ketinggiannya terasa berbeda dengan ketika saya berdiri di rooftop sebuah gedung dan memandang ke bawah.
Saya selalu berfikir tentang cara bagaimana saya bisa mengatasi rasa takut ketika berada di ketinggian. Mungkin bukan cuma saya yang memikirkan hal tersebut. Akhirnya saya dan salah satu admin dari BPJ #22, Biye, mengajak warga BPJ lainnya untuk melakukan trip yang mendukung niat kami mengatasi rasa takut akan ketinggian, juga menambah pengalaman dengan trip yang lumayan memacu adrenalin.
Untuk ke 12 kalinya, kami dari komunitas Backpacker Jakarta mengajak 27 orang peserta untuk ikut Trip Climbing Via Ferrata Gunung Parang pada Minggu 23 September 2018, dengan sharecost sebesar Rp252.226 untuk member BPJ dan Rp262.226 untuk Non member BPJ.
ferata
Istilah Via Ferrata berasal dari bahasa Italia yang berarti jalan besi. Via Ferrata sebenarnya adalah jalur pendakian dengan menggunakan kabel/ kawat baja yang membentang di sepanjang rute dan secara berkala mendaki dengan menempel pada tebing. Gunung Parang sendiri merupakan sebuah gunung batu setinggi 930 mdpl dan dikelilingi bukit berbatu jenis Andesit yang terletak di Desa Sukamulya Kecamatan Tegalwaru, Purwakarta.
Dengan meeting point di Stasiun Tanjung Priok pada Sabtu 22 September 2018 pukul 14.30 WIB, satu-persatu peserta datang dan kami berangkat menggunakan Kereta Api Walahar Express jurusan Purwakarta yang berangkat pada pukul 16.15 dan tiba di Stasiun akhir yakni Stasiun Purwakarta pada pukul 19.40 WIB.
Kami berkumpul di pintu keluar stasiun untuk briefing singkat sebelum berwisata kuliner di alun-alun Purwakarta. Datang ke kota ini tak lengkap rasanya tanpa mencicipi kuliner khas kota yang dijuluki kota 1000 taman. Sebut saja kuliner Sate Maranggi, Es Ciming, Peuyeum Bendul, Simping, Colenak dan masih banyak makanan lain yang tak sabar ingin kami cicipi.
Kami mulai berpencar untuk mencari kuliner yang masing-masing ingin disantap hingga pukul 22.00 dan kembali di depan Toserba Yogya untuk bersiap-siap menuju rumah singgah. Tepat pukul 22.20 kami pun tiba dan langsung bergantian bersih-bersih diri lalu berkumpul kembali untuk perkenalan singkat antar peserta. Perkenalan berlangsung selama kurang lebih 20 menit, kemudian dilanjutkan dengan mengingatkan kembali peserta trip tentang agenda padat yang akan kami lakukan keesokan harinya dan mempersilahkan mereka untuk beristirahat.
Agenda hari kedua diawali dengan bangun pada pukul 03.30 dan bergantian menggunakan kamar mandi di rumah singgah yang memang terbatas jumlahnya. Dilanjutkan dengan sholat subuh dan merapikan barang bawaan dan rumah singgah. Pukul 05.00, mobil pick up yang akan membawa kami ke Basecamp Bandega Gunung Parang telah tiba.
Kami langsung dibagi ke dalam 2 kelompok dan naik ke mobil pick up. Perjalanan menuju Basecamp gunung parang menghabiskan waktu kira-kira 1 jam 30 menit. Pukul 06.30 kami sudah sampai di Basecamp, sarapan dan satu-persatu mulai memasang alat pengaman sebelum kami climbing berupa tali karmantel, harness, carabiner dan helm.
Setelah semua peserta selesai sarapan dan memasang alat pengaman, kami diarahkan untuk trekking sekitar 15 menit menuju starting point climbing via Ferrata. Disarankan untuk membawa barang penting saja ketika climbing seperti air minum supaya tidak dehidrasi. Untuk alat elektronik seperti Handphone dan kamera baiknya dititipkan di Basecamp atau untuk kamera bisa dititipkan pada guide yang nantinya untuk urusan dokumentasi memang diserahkan pada guide.
Waktu menunjukkan pukul 08.00 ketika kami berkumpul kembali di lokasi starting point untuk menyimak arahan dari guide. Satu-persatu kami mulai memanjat tebing gunung parang dengan teknik yang telah dicontohkan 2 Guide kami. Detak jantung kami mulai terpacu, semakin kencang seiring makin tingginya kami memanjat. Namun rasa takutnya mulai bisa kami kendalikan dan teralihkan dengan pemandangan luar biasa kota Purwakarta dari ketinggian. Anggunnya Gunung Bongkok di sisi kiri dan Gunung Lembu di sisi kanan kami menambah keindahan pemandangan kala itu. Kami beristirahat dan berfoto di beberapa spot sebelum akhirnya diarahkan untuk turun.
Climbing Via Ferrata kali ini memang kami rencanakan hanya sampai di ketinggian 300 meter saja. Saya pribadi lebih kesulitan ketika turun daripada ketika mendaki karena harus fokus pada besi pijakan di bawah yang terhalang pandangan serta cuaca yang mulai panas karena matahari mulai meninggi di pukul 11 siang.  Karena besi pijakan mulai panas di siang hari maka disarankan pula untuk menggunakan sarung tangan supaya tangan kita tidak melepuh. Setelah berjuang menjaga fokus dan menjaga kestabilan kaki supaya tidak gemetar ketika turun, akhirnya sampailah kami di starting point pukul 11.20. Kami pun beristirahat sambil menyantap makan siang yang telah disediakan di Basecamp.
Pukul 12.15 kami sudah menaiki mobil pick up untuk kembali ke Stasiun Purwakarta dan tiba pukul 13.55 WIB. Ada sedikit drama dimana ada kesalahan informasi dari petugas loket stasiun ketika kami membeli tiket KAI ke Jakarta, dimana petugas loket menginformasikan bahwa kereta jurusan Jakarta terakhir berangkat pada pukul 14.00 atau kurang lebih 5 menit lagi dari waktu kami tiba di stasiun. Spontan kami panik dan menanyakan kembali bahwa seharusnya masih ada kereta ke Jakarta di pukul 14.25, karena khawatir peserta tertinggal kereta maka saya langsung membeli tiket dan menyuruh sebagian peserta yang ada untuk langsung menaiki kereta yang akan berangkat.
Saya sendiri tetap di stasiun untuk mendampingi sisa peserta yang tidak sempat naik kereta saat itu. Akhirnya rombongan terpisah menjadi dua, 9 peserta naik kereta pukul 14.00 dan sisanya 18 peserta naik di kereta pukul 14.25 karena sempat berpencar di stasiun. Namun insiden tersebut tidak mengurangi rasa bahagia kami setelah mendapat pengalaman baru dari trip ini. Kami bersyukur trip mendebarkan ini berjalan lancar tanpa hambatan.  Perjalanan kereta dari Purwakarta menuju Jakarta kami gunakan untuk melepas lelah. Pukul 17.10 kami sudah tiba kembali di Stasiun Tanjung Priok, trip selesai dan kembali ke kediaman masing-masing.
Author: Emma @backpackerjakarta14

Posting Laporan Trip Climbing Via Ferrata Gunung Parang Part 12 ditampilkan lebih awal di Backpacker Jakarta.



from Backpacker Jakarta https://ift.tt/2ycy1oQ
via IFTTT

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pertolongan Pertama Jika Tersengat Biota Laut

Meningkatnya minat wisatawan dalam negeri maupun mancanegara mengunjungi Indonesia juga berdampak terhadap meningkatnya pengunjung yang menelusuri keindahan biota laut Indonesia. Selain mempersiapkan barang bawaan, kalian juga perlu membekali diri dengan pengetahuan tentang bahaya yang biasa terjadi didaerah tersebut guna mencegah jikalau ada kejadian yang tak diinginkan, salah satunya seperti tersengat binatang laut. Berikut tipsnya jika kalian tersengat binatang laut: 1. Ubur-ubur Banyak spesies ubur-ubur di Indonesia, mulai yang tak menyengat hingga yang bisa menyebabkan kematian. Ikuti langkah-langkah berikut jika tersengat ubur-ubur: Tetap tenang Keluar dari air laut Hentikan sengatan Lepaskan tentakel menggunakan kartu hindari kontak langsung Basuh dengan cuka atau backing soda, jika tidak ada gunakan air laut Basuh dengan air hangat selama kurang lebih 20 menit Balut luka dengan perban Segera ke rumah sakit terdekat untuk penanganan lebih lanjut Note!!! Hinda

Keindahan Pulau Cipir Yang Mempesona

Halo sahabat traveler! Bingung mau kemana weekend ini? Buat kalian yang sibuk dan tidak punya waktu banyak untuk berlibur, maka salah satu objek wisata ini sangat cocok menjadi bagi kamu semua. Dimana? Pulau Cipir pasti nya yang terletak di Kepulauan Seribu . Oh iya, Pulau Cipir juga dikenal dengan kata Pulau Khayangan lhoh. Untuk mengexplore tempat wisata ini hanya dibutuhkan satu hari saja dan kalian sudah bisa memanjakan diri dengan pemandangan yang eksotis mulai dari spot bagi pecinta fotography, gardu untuk melihat keseluruhan pulau dari ketinggian, serta sejarah yang tidak kalah menarik. Oh iya, jangan lupa untuk mengajak keluarga atau saudara ya guys, karena Pulau Cipir juga cocok dijadikan tempat quality time keluarga. Rute transportasi Transportasi menuju kesanapun tidak terlalu sulit, jika kalian naik busway, bisa turun di halte Rawabuaya, lalu dilanjutkan dengan menyambung mobil plat hitam ( mobil carry ) sampai di Dermaga Muara Kamal dengan biaya ongkos sebesar Rp8.000

Melihat Wajah Bandar Udara Syamsuddin Noor Banjarmasin, Bandara Tersibuk kedua di Kalimantan

Bandara Syamsuddin Noor adalah salah satu bandara tersibuk kedua di Kalimantan setelah Bandara Sepinggan yang ada di Balikpapan Kalimantan Timur.   Bandara Syamsuddin Noor ini berada di kota Banjarmasin yakni Ibu Kota Provinsi Kalimantan Selatan. Namun sama dengan Bandara-bandara lainya dimana Lokasi Bandara Ibu Kota Provinsi berada diluar Kota karena keterbatasan lahan dan juga menghindari pusat keramaian. Bandar Udara Internasional Syamsuddin Noor (Inggris: Syamsuddin Noor International Airport) (IATA: BDJ, ICAO: WAOO) letaknya ada di Kelurahan Syamsudin Noor, Kecamatan Landasan Ulin, Kota Banjarbaru, Kalimantan Selatan atau 25 km sebelah tenggara dari pusat Kota Banjarmasin, kota terbesar di Kalimantan, dan terletak 10 kilometer selatan-barat dari pusat Kota Banjarbaru. Jujur saat saya menginjakan kaki dibandara ini sedikit terkejut mengingat ukuran bandaranya yang sangat kecil, sempit dan sudah cukup tua, hal ininterlihat dari beberapa bangunan yang terlihat usang. Bandara Sy