Buras sering dikenal juga dengan Burasa atau Lontong Bersantan. Bentuknya tentu mirip lontong atau ketupat, tetapi lebih pipih dan pendek.
Buras merupakan penganan wajib mayarakat Suku Bugis, Sulawesi Selatan pada saat lebaran, hajatan, dan acara-acara besar. Biasanya disajikan berdampingan dengan Opor Ayam, Coto Makassar, atau makanan berkuah lainnya.
Baca juga: Kue Tetu: Penganan Ramadan Khas Sulawesi
Saat bungkus daun pisangnya dibuka, lapisan luar tampak berwarna putih kehijauan. Soal rasa jangan ditanya lagi, tentu enak dan gurih. Teksturnya tidak terlalu padat dan lebih lembut daripada lontong.
Karena dapat bertahan selama 2 hari, Buras sering menjadi pilihan untuk bekal perjalanan. Makanan satu ini juga bisa dijumpai pada beberapa daerah lain di Indonesia.
Bahan:
- Seliter beras.
- 2 lembar daun pandan, cuci bersih.
- ¾ liter santan kelapa.
- Parutan kelapa secukupnya.
- Garam secukupnya.
- Daun pisang secukupnya, layukan.
- Tali secukupnya.
Cara membuat:
- Cuci beras, tiriskan, dan kukus setengah matang.
- Campurkan santan, garam, parutan kelapa, serta daun pandan sebagai pewangi. Aduk dan biarkan sampai santan tersebut meresap sempurna, sekitar 20 menit.
- Ambil adonan 2 sendok makan, kemudian bungkus dengan daun pisang. Lakukan berkali-kali hingga adonan habis.
- Jangan lupa, dua bungkusan digabungkan dengan tali rafia menjadi satu ikatan (lipatan daun ada di bagian dalam).
- Kukus kembali hingga matang, lebih kurang 45 menit.
- Angkat, tiriskan, dan tata di atas piring. Selamat menikmati.
Posting Buras: Penganan Khas Suku Bugis ditampilkan lebih awal di Backpacker Jakarta.
from Backpacker Jakarta https://ift.tt/30WMaDW
via IFTTT
Komentar
Posting Komentar