Pernah melihat potret atau gambar disebuah majalah atau video-video kebudayaan yang memperlihatkan suku pedalaman ditanah papua yang hanya menggunakan Koteka atau tanpa penutup dada ?
Nah itulah salah satu kesempatan yang dinanti oleh ribuan wisatawan dari berbagai negara untuk dikunjungi, yap sebuah festival adat bernama festival Lembah Baliem.
Termasuk saya sendiri yang sudah menantikan acara tahunan ini juga sangat antusias ingin melihat langsung bagaimana festival baliem sesungguhnya.
Kapan Festival Baliem di Adakan ?
Festival yang rutin digelar setiap tahunnya ini biasanya diadakan pada bulan Agustus. Untuk tahun ini diadakan selama 3 hari yakni dari tanggal 6-8 Agustus 2018.
Oh ya acara yang sudah digelar dari tahun 1989 ini diadakan di sebuah lembah bernama Baliem yang terletak dikabupaten Jayawijaya dengan Wamena sebagai pusat ibu kotanya.
Itulah mengapa festival ini dinamakan festival Lembah Baliem, karena lokasinya ada di lembah Baliem.
Ada apa di Festival Lembah Baliem
Festival Lembah Baliem merupakan sebuah acara pertunjukan yang isinya sangat beragam seperti pertunjukan kebudayaan suku-suku yang mendiami lembah Baliem.
Di dalam festival Baliem akan ditampilkan berbagai kesenian dan keseharian masyarakat 3 suku besar yang ada di Balik seperti suku Dani, Suku Tali dan suku Lain.
Disebuah lapangan yang luas dan berada diantara Lembah yang bernama Balieam, Festival ini digelar selama beberapa hari.
Lapangan tempat digelar festival Baliem ini terjaga ketat baik oleh aparat maupun oleh perangkat desa mengingat ada ribuan wisatawan yang datang saat perayaan acara Festival Lembah Baliem.
Tak lupa pula akan ditampilkan atraksi Perang yang dilakukan sebagai lambang kesuburan dan kesejahteraan. Para prajurit kebanggaan suku-suku tersebut akan adu kekuatan mereka.
Namun pertunjukan itu bukan perang asli tapi hanya sebuah atraksi yang bisa ditonton oleh wisatawan. Tapi terkadang mereka terlihat seperti serius berperang apalagi saat melihat ekspresinya heeee.
Banyak hal yang menarik dan cukup menggelitik perasaan saya saat saya melihat Langsung penyelenggaraan Festival Baliem ini seperti salah satunya saat saya mencoba menfoto salah satu peserta festival.
Mereka membiarkan saya dan juga pengunjung lainnya menfoto apa yang mereka lakukan dan setelah itu mereka datang menghampiri untuk meminta uang jasa.
Bagi orang dewasa mereka meminta uang Rp 50.000 dan terkadang bahkan Rp 100.000 jadi kalian yang mau foto harus hati-hati dan pintar-pintar mencuri foto.
Saya sendiri karena cukup pintar menego dan mungkin muka saya terlihat seperti orang lokal jadi saya hanya kasih ciki-ciki ke anak-anak kecil dan rokok saja ke mereka. Untung mereka menerima meski terlihat jengkel hee,
Selain pertunjukan atau atraksi perang, kita juga bisa melihat berbagai tarian tradisional masing-masing suku, ada juga pertunjukan musik tradisional menggunakan Pikon yakni sebuah alat musik tiup yang terbuat dari kayu.
Selain itu juga ada lomba karapan babi yang biasa diikuti oleh para mama mama papua, lalu ada juga aksi teatrikal menceritakan sejarah dan asal masal yang bersifat penting.
Oh ya bagi kalian yang suka kerajinan tangan atau Makanan hingga beragam jenis Kopi Wamena, diacara Festival ini dijual banyak sekali kerajinan tangan yang unik-unik dari berbagai suku.
Bahkan harga kopi wamena disini dijual cukup murah yakni Rp 50.000 dan kadang ada beberapa stand yang menawarkan kopinya gratis sebagai tester.
Tak hanya kopi saja, beberapa makanan yang rasanya masih bisa saya makan juga banyak dijual di area standa daerah Festival lembah Baliem. Sama seperti kopi, saya justru lebih sering mencoba testernya saja berkali-kali. Maklumlah menghemat biaya heee.
Beberapa lomba yang diadakan diacara Festival Lembah Baliem juga cukup banyak dan beragam. Bahkan sangking banyaknya sampai-sampai saya terlelap tidur didepan mamak-mamak yang sedang berjualan sirih pinang.
Selain Lomba Tari-tarian yang saya lihat sepertinya semua tarianya sama saja, Tak ketinggalan ada juga diadakan lomba panahan dam melempar tombak yang diikuti para pria dan anak muda masing-masing suku, nama permainannya adalah permainan Sikoko dan Puradaan.
Eh ada Satu lagi yang menarik perhatian saya yakni peragaan atau pertunjukan memasak dengan cara tradisional seperti bakar batu dan juga pameran kerajinan tangan masyarakat suku adat setempat.
Sayangnya kamera saya lowbat jadi tidak banyak mengabadikan moment keren disana akhhh menyebalkan.
Bagaimana Cara ke Baliem
Hingga saat ini satu satunya jalur penghubung menuju Waemana adalah menggunakan pesawat karena jalur darat masih dibangun oleh pemerintah sementara laut tidak ada di Wamena mengingat wamena adalah sebuah pegunungan dan jauh dari laut.
Dari Jakarta saya terbang dengan pesawat komersil menuju Jayapura namun terlebih dahulu transit di kota Makasar selama beberapa jam. Eh gak ding, malah hampir semalaman karena rata-rata pesawat menuju Jayapura akan diberangkatkan Subuh.
Dari kota Bandara Hasanudin Kota Makasar, pesawat akan terbang menuju ke Bandar Udara Sentani di Kabupaten Jayapura.
Lalu dari ibu Kota Provinsi Papua yakni Jayapura, kita harus kembali naik pesawat lagi menuju kota Wamena sekitar 1 jam penerbangan. Dan kalo ditanya biaya pesawat pulang pergi dari Makassar yang pasti habis diatas 4.5 juta.
Sedikit info buat temen-temen yang ingin ke sana jika di Wamena itu angkutan umumnya hanya ada Ojek, Becak atau mobil rental yang tersedia di Bandara. Tarif Ojek atau Becak beragam mulai dari 10.000-100.000 tergantung jaraknya.
Kota Wamena sendiri tidak terlalu luas jadi kemana-mana hanya membutuhkan waktu yang singkat. Ojek dan Becak akan berkeliaran disepanjang jalanan kota wamena sebuah kota yang termasuk kota ramai dan maju.
Untuk menuju lembah baliem sendiri biasanya wisatawan merental Mobil yang sudah tersedia di Bandara namun harganya perhari cukup mahal yakni diatas 800.000 dan mobilnya sekelas mobil avanza.
Sementara mobil Hilux bisa kita sewa untuk keluar kota wamena melintasi pegunungan atau jalur yang curam. Tapi ingat harga sewa mobil hilux ini jauh lebih mahal yakni diatas Rp 2.000.000 per harinya.
Salah satu penyebabnya adalah hanya mobil jenis ini yang mau mengantarkan penumpang keluar kota mengingat keamanan di Wamena sendiri jauh dari kata aman.
Kita juga wajib membawa petugas keamanan atau tentara keamanan agar kita bisa terhindar dari serangan OPM ( Papua Merdeka) yang konon sering menyerang tiba-tiba.
Saat saya ingin keluar kota Wamena bersama beberapa teman saya, kami Juga harus melapor kepada petugas perbatasan dengan mengisi tujuan dan juga asal kita dari mana.
Jika dirasa tujuan kita tidak terlalu penting dan lebih baik berada di kota Wamena, maka petugas berhak melarang kita melintasi jalur yang ditutup tersebut.
Namun yah itu tadi akan jauh lebih mulus dan lebih aman jika kita pergi bersama para petugas keamanan yang berjaga. Jadi saat laporpun tidak perlu bersusah-susah lagi.
Menurut petugas, pemberlakukan pemeriksaan kendaraan dan orang yang keluar masuk kawasan Kota Wamena bertujuan mencegah mengurangi terjadinya konflik dan kerusuhan yang datang dari luar.
Apalagi Wamena itu zona paling merah di Indonesia dan zona paling berbahaya. Makanya salah satu cara menjaga keamanan para turis yang datang maupun warga Wamena dari serangan separatis adalah menjaga semua area lintasan perbatasan.
Penginapan di Wamena dan Harga Makanan di Wamena
Harga makanan di Wemana termasuk yang termahal di Indonesia, pun dengan akomodasi lainya seperti hotel atau barang-barang jualan dikira ini terbilang cukup mahal.
Hal ini terkait dari akses dan waktu yang dibutuhkan untuk membawa bahan makanan hingga kekota ini yakni hanya melalui pesawat cargo.
Tak heran bila standar makanan di kota Wamena diatas 40.000 sekali Makan. Bahkan saat saya makan ayam goreng dikenakan Rp 65.000. Akh pas bayar rasanya nyesek hee.
Botol minum seperti aqua kecil dihargai Rp 12.000, namun untuk harga BBM sekarang jauh lebih murah dibandingkan dulu yang bisa mencapai Rp 100.000 per liter untuk harga Eceran.
Sementara saat ini eceran dijual dengan harga 15.000 dan dipertamina sendiri harganya sama dengan di jawa. Oh ya saya lupa menginfokan jika harga tiket masuk festival Baliem itu Rp 25.000 per orang.
Untuk harga penginapanpun tak kalah mahalnya, kamar dengan tipe standar paling murah dihargai Rp 350.000 dan itu jumlahnya tidak banyak.
Mayoritas hotel disini diatas Rp 500.000. Buat kalian yang ingin menggunakan ATM disini semua atm pemerintah seperti bank Mandiri, BRI hingga BNI sudah tersedia. Jadi jangan khawatir susah mengambil uang.
Wisata di Wamena ada Apa saja ?
Selain menikmati keindahan alam di Wamena Papua, wisatawan juga bisa menyaksikan wisata lainya yang juga tak kalah mencuri perhatian wisatawan seperti melihat mumi.
Yap ada tiga mumi legendaris dikota berwaha dingin ini yakni mumi yang ada di Distrik Kurulu, tiga mumi lagi di Distrik Assologaima, dan satu mumi di Distrik Kurima, sayang karena waktu terbatas saya tak sempat melihat mumi mumi ini. Oh ya sekali melihat atau berfoto dengan mumi dikenakan biaya Rp 100.000.
Mumi-mumi yang diawetkan ini bukanlah jasad orang biasa dari suku Dani, suku Dani sendiri merupakan suku Terbesar atau mayoritas suku di Wamena atau Kabupaten Jayawijaya dan sekitarnya.
Mumi ini adalah mumi kepala-kepala suku dan panglima perang yang disegani dan menjadi panutan di masanya.
Pengawetan mumi-mumi dilakukan secara tradisional dan itulah mengapa mumi ini mampu bertahan hingga ratusan tahun.
Melihat Danau Habema, Danau Tertinggi di Indonesia
Wisata lainya yang bisa kalian lihat saat berada di Wamena adalah Danau Habema yakni sebuah danau tertinggi di Indonesia dan letaknya diatas pegunungan.
Danau yang terbentang cukup luas ini berada diketinggian 3250 mdpl saat saya mencoba mengukurnya dengan jam tangan khusus pengukur ketinggian gunung.
Batas Batu, Ketinggianya Lebh dari Puncak Rinjani
Selain Danau Habema yang cukup tinggi berada dikawasan Taman Nasional Lorentz ini, ada juga spot menarik lainnya yang bisa kalian kunjungi yakni Batas Batu.
Tak lupa juga kita bisa melihat pemandangan Batas Batu yang amat terkenal karena selain posisinya setara dengan ketinggian gunung Rinjani, bahkan dibeberapa titik puncaknya melebihi tinggi gunung Rinjani. Wow sekali kan.
Batas Batu juga menyajikan pemandangan yang sangat indah dan tak bisa dilupakan. Hamparan bebatuan yang semuanya terlihat bewarna putih seolah kita tengah berada dikawasan bersalju.
Bagi kalian yang ingin mengunjungi kedua tempat ini kita harus menggunakan mobil Hilux yang mampu melintasi ketinggian dan jalanan bebatuan yang curam.
Meski jalanan sampai kekawasan Batas Batu ini berbatu namun mobil yang saya naiki bisa sampai puncaknya. Yeahh tak perlu bersusah-susah kan naik ke puncak gunung tinggi heee.
Oh ya kami tidak bisa melanjutkan perjalanan lagi karena selain waktu yang udah semakin sore dan juga keamanan yang cukup berbahaya.
Apalagi Batas Batu ini menjadi batas zona terakhir diperbatasan antara Wamena dan kabupaten Nduga yang konon jauh lebih tidak aman lagi dari Wamena.
Nah itulah sekilas tentang Lembah Baliem. Jika ditanya apakah ingin berkunjung lagi ke Wamena saya jawab Sangat Mau.
Bagi saya, Festival Lembah Baliem adalah salah satu festival Terbaik yang dimiliki oleh bangsa ini meskipun biaya kesana menghabiskan jutaan rupiah.
Perincian Biaya yang dibutuhkan
waktu : 3 Hari 2 Malam
Pesawat pp : 4.000.000
Hotel 2 malam : Rp 1.000.000
Sewa avaza : 800.000
Sewa Hilux : 2.000.000
Perizinan wisata : 500.000
Makan 3 hari : 300.000
Akan jauh lebih murah bila melihat Festival ini bareng teman-temanmu. Rincian diatas adalah saat Tahun 2018 lalu.
Btw rincian diatas tidak sama dengan rincian teman-teman saya yang juga ke Lembah Baliem. Mereka menghabiskan hingga belasan juta selama berada disana.
Mungkin saja beda cara, beda penginapan dan juga beda fasilitas yang mereka inginkan. Nah saran saya kalo kalian mau hemat, berdayakan backpacker sana atau kenalan dengan salah satu orang yang tinggal disana.
Selamat Berpetualang.
Posting Melihat Langsung Festival Lembah Baliem, Festival Paling Keren di Indonesia ditampilkan lebih awal di Backpacker Jakarta.
from Backpacker Jakarta https://ift.tt/2NOVchZ
via IFTTT
Komentar
Posting Komentar