Sepertinya tiada kata bosan untuk BPJ kembali ke tanah Flores untuk sailing trip Bajo ke 5 kalinya. Waooowww.
Kali ini Omed menjadi single CP mengurus 31 orang peserta trip yang 90% nya non RT. Salute. Dan trip sailing Labuan Bajo kali ini diadakan 3x berturut-turut dimana sailing Bajo part #5 adalah rombongan yang pertama.
Ada 9 destinasi dengan perjalanan berlayar selama 3 hari 2 malam tanggal 24 – 26 Maret 2018. Murah lagi cuuuyyyy.
Bayangin yaaa sharecost-nya aja Rp1.195.254 (untuk member RT) dan Rp1.215.254 (untuk Non RT) bukan hanya itu, biaya SC nya bisa dicicil lagi 3x. Kece kaan??? Cuma BPJ yang bisa gini.
Emang seru yaa jalan sama rombongan 31 orang? Buktinya kami semua ketawa, bercanda, bahagia dan jatuh cinta. Ga percayaa??
Perjalanan penuh impian yang menjadi kenyataan ini dimulai dari meeting point Pelabuhan di Labuan Bajo jam 09.00 WITA dengan menggunakan 2 kapal yang bermuatan 20 orang dan 10 orang.
Untuk beberapa orang ini adalah perjalanan sailing kesekian kalinya di Pulau Flores, tapi buat aku dan sebagian teman yang lain ini adalah perjalanan impian yang harus kami tebus dengan usaha dan kerja nyata.
Perjalanan yang tidak akan pernah kami lupa dan akan menjadi kenangan yang sangat berharga. Perjalanan penuh cinta pada setiap jengkal keindahan yang membuat aku percaya bahwa mimpi menginjak tanah Flores itu bisa menjadi realita.
Sang Phinisi yang Berlayar Pertama Kali
Inilah kisah kami yang beruntung menjajal phinisi yang 99% masih baru dan berlayar untuk pertama kalinya. Desain kapalnya sangat luar biasa bagus, dengan AC di setiap kamar yang berisi bunk bed muat 4 orang, 2 toilet yang luas dengan closet duduk, dapur tempat mama memasak, deck kapal yang luas, bahkan cat kapalnya pun baunya masih menyengat menandakan catnya baru.
Untuk rombongan kapal 20 itu benar-benar pengalaman yang istimewa. Bukan berarti rombongan kapal 10 tidak bisa menikmati perjalanan dengan phinisi kecil. Tidak ada perbedaan yang ada hanya kapalnya ga muat buat banyakan wkwkwk.
Lenje di Pulau Kelor
30 menit kapal kami berlayar, tibalah di Pulau Kelor. Sumpah itu cuaca hawt, panas nas nas kaga nahan. Dan kita harus tracking demi foto instagram dengan kondisi jalur debu, licin ah sudahlah begitulah.
Apalagi aku cuma modal sandal jepit, kaki ini sakit tapi ga berdarah. Please buat kalian yang mau tracking Pulau Kelor prefer pakai sandal gunung atau sepatu sekalian.
Tapi emang bener sih, pemadangan di atas puncak Pulau Kelor itu bener-bener membuat ekspektasiku akan sailing Bajo ini semakin tinggi.
Manja di Manjarite
Melanjutkan perjalanan dari Pulau Kelor kami pun menuju ke snorkeling point di Manjarite.
Setelah nyemplung ke laut, justru aku ga tertarik dengan lautnya. Malah tertarik dengan jembatan yang dijadikan sebuah dermaga. Jangan lupa pasang pose manja sist biar sama kaya nama tempatnya, Manjarite.
Sunsetgenic or Sunrisegenic at Padar Island?? Which One You’ll Choose??
2.5 jam perjalanan kami tempuh dari Manjarite menuju destinasi terakhir kami di hari pertama yaitu Pulau Padar. Pulau cantik nan eksotis dengan lekukan di kanan kiri membuat siapapun terpesona.
Senja kala itu membuatku ingin cepat-cepat tracking ke puncak Pulau Padar dan ingin melihat kuasa Tuhan. Subhanallah luar biasa indahnya.
Tapi entah kenapa kurang syahdu yaa? Apa karena matahari tertutup di balik bukit jadi kurang keluar auranya? Entahlah. Tapi untungnya kapal kami bermalam di Pulau Padar dan keeseokan harinya kami juga mengejar sunrise di puncak Pulau Padar.
30 menit tracking sekali jalan tidak mengurungkan niatku untuk melihat sunrise, dan taraaaaaaa pagi itu matahari bersinar dengan teranganya menyinari dan mengeluarkan aura luar biasa indahnya ke Pulau Padar. Pulau tercantik yang pernah aku lihat selama 25 tahun aku hidup.
Komodo, Komodo, Teman Baikku
Padahal masih jam 10 pagi tapi terik mataharinya masya allah sesuatu banget. Too much excited to meet komodo, akhirnya aku hempaskan saja kemanjaan kulit yang sudah mulai berubah menjadi udang rebus yang dibakar (nahlohhh).
Setelah melalui briefing singkat kami dibagi menjadi beberapa kelompok kecil. 1 ranger untuk 6 orang.
Tak berapa lama berjalan kaki rute short tracking, kami bertemu dengan komodo.
Yeaayyyyy akhirnya kita ketemu juga. Dan ada 2 komodo sedang berleyeh-leyeh manja tapi tetap penuh waspada. Kami pun hampir tidak sadar karena 1 komodo itu terkamuflase begitu nyata seperti batang kayu di tanah.
Oh iyaa kalau mau beli oleh-oleh patung komodo, bisa beli di Pulau Padar atau Pulau Komodo untuk medium size-nya range harga 100rb. Kalau beli di Labuan Bajo mehowng sist bisa sampe 450rb.
I Got Tanned at Pink Beach
This beach gonna be my next favorit beach ever after Nusa Dua, Bali. Begitu kapal kita menurunkan jangkarnya, warna biru tosca emerald dari bibir pantai terpancar dengan indahnya.
Bentuk pantainya mirip banget sama Nusa Dua, ombaknya tenang, di kejauhan dikelilingi gugusan pulau-pulau cantik kekuningan, begitu nyemplung airnya dingin banget, kalau kalian snorkeling bakal ditemani sama ikan dan terumbu karang yang terjaga kelestariannya.
Apalagi ditambah main cano trus foto-foto, ughlala bangeeetttt sist.
Taka Makassar, Pulau Menawan yang Timbul Tenggelam di Tengah Lautan
Sebenarnya kita mau ke Pulau Sembilan, tapi karena tidak memungkinkan akhirnya kita berlabuh di Taka Makasar.
Pulau ini timbul tenggelam seiring dengan pasang surut air laut. Tapi tidak mengurangi cantiknya pasir putih berpadu dengan warna laut gradasi biru tosca emerald yang membuat mulut berkata “daaeeeebbbbaaaakkkkkkk”
Di PHP-in Manta ga pakai (n) di Manta Point
Setelah dari Taka Makasar kapal pun menuju ke Manta Point. Aku kira kaya gimana kan Manta Point itu, ternyata kita kaya muter-muter di tengah laut sambil ngeliatin manta yang lagi ngece bilang “kejar aku, php yang kau dapat”.
Kok bisa? Yaiyalah, orang udah pada capek-capek berenang ngejar si manta begitu mendekat malah kabur. Gitu aja terus kaya hubungan aku sama kamu.
Ahelah. Jadi daripada aku yang ga bisa renang ini hanya berkecipakan di tengah lautan, aku teriak-teriak aja deh di atas kapal sambil bikin bingung yang lagi renang. Jail kan?? Wkwkwkwk
Romantika di Gili Lawa
Hari kedua kami pun diakhiri dengan bersandar di Gili Lawa. Kala itu yang aku ingin hanya melihat sunset di bukitnya. Tapi ternyata karena salah jalur jadi batal deh.
Nah pas pulang tracking aku nemuin 3 rusa berkeliaran di Gili Lawa. Sumpah itu aku lagi berasa syuting Real National Geographic cuyy. Dan akhirnya kami pun bermalam di laut Gili Lawa ditemani dengkuran manja yang tiada jeda.
Dan menjelang subuh, kami pun tracking lagi untuk mengejar sunrise. Taburan bintang di langit menemani tracking kami melalui jalur terjal berbatu.
Rasa lelah tracking selama 30 menit itu terbayar dengan suguhan panorama semburat orange di langit ketika matahari malu-malu mucul dari peraduan.
Lanjutkan langkahmu menuruni bukit dan hamparan rumput hijau kekuningan berpadu dengan birunya laut tidak pernah lelah memanjakan mata.
Underwater Pulau Kanawa yang Membuatku Jatuh Cinta
Perjalanan di hari ketiga sekaligus hari terakhir kami adalah 3 jam menuju pulau Kanawa.Pulau sekaligus resort ini menghadirkan pesona bawah laut yang indah. Sayang banyak terumbu karang yang sudah rusak.
Please harga fanta aja 30rebu masa kekayaan underwater-nya ga bisa dijaga, agak sedikit kecewa Pulau Kanawa tidak seperti yang aku bayangkan tapi membuatku jatuh cinta karena untuk pertama kalinya aku berani menyelami lautan melihat indahanya terumbu karang.
Unforgettable Moment
Mungkin sedikit menjijikan, tapi buat aku itu adalah 2 cerita yang ga bisa aku dan bahkan teman-teman trip lainnya lupakan. Pertama, cerita tentang dengkuran manja yang terdengar selama 2 malam.
Malam pertama sudah seperti masuk kandang ular berbisa dan malam kedua sudah seperti masuk kandang singa ahelaahh (no hard feeling).
Kedua, ketika sang phinisi itu harus berlayar pertama kali dan di hari terakhir ketika kami turun tracking dari Gili Lawa, phinisi itu harus ternodai oleh Kibo yang menginjak Pup dan belecetan di kapal. Iyuwwwhhhhhhhhhhh. :(
Testimoni Peserta Trip
Ku temukan sahabat yang tak pernah aku temui sebelumnya, ku terpesona dengan setiap jengkal keindahan panorama alamnya, ku temukan cinta yang walau sekejap saja tapi bermakna.
Terima kasih Flores atas kisah yang kau berikan Akan kusimpan sebagai kenangan dan akan kuceritakan kelak ketika aku sudah tidak lagi mampu menceritakan betapa luar biasa pesonamu..
List Peserta Sailing Bajo Part #5 dan akun instagram (kali nambah follower) :
- Pradita Cyntiawati Yoga >> RT 29 >> @tantejulit
- Jumardiyanto >> Non RT (kang drone) >> @anto21.com
- Luthfia Prihanani >> Non RT >> @fifiolutfia
- Galih Setiawan >> Non RT >> @galihdaniel
- Victor Moningka >> Non RT (kang drone) >> @victor_moningka
- Winda Yanuarica >> Non RT >> @windayanuarica
- Heldhi >> Non RT >> @heldhi75
- Gilang Putra Jaya >> Non RT >> @gilaaangpj
- Ricky >> Non RT >> @rickyzhang
- Aulia Azhari >> Non RT >> @aulazhari
- Bella N. Warman >> Non RT >> @bellewarman
- Sumitro >> Non RT
- Tegar Hadi Putra Barasa >> Non RT >> @tegarbarasa
- Ono Wastono >> Non RT
- Wulan >> Non RT
- Nur Fatoni >> Non RT
- Riska Dewi >> RT 21 >> @riskadewiikhsan
- Fajariyah >> Non RT >> @fajariadwi
- Woro Tri Whayuni >> Non RT
- Viendya Andaru >> Non RT >> @viendya.aw
- Yenni Sumarni >> Non RT >> @yenni_0191
- Kikih Ridwan Hakim >> RT 28 >> @kikikiboo
- Ade Priatna >> RT 15 >> @adepe_
- Ade Candra >> Non RT >> @candrawijaya2612
- Nisa >> RT 15>> @nesaenzeta
- Hadi >> Non RT
- Ria >> Non RT
- Thias >> Non RT >> @thiiasbunga
- Emphi >> RT 15
- Ultra >> RT 15
- Zain >> Non RT >> @z555mtq
Posting Liputan Trip Sailing Komodo Labuan Bajo Part #5 Bersama Backpacker Jakarta ditampilkan lebih awal di Backpacker Jakarta.
from Backpacker Jakarta https://ift.tt/2GsaZR1
via IFTTT
Komentar
Posting Komentar