Tidak semua orang lahir dengan kemewahan dan dukungan penuh dari keluarga. Ada yang harus jatuh bangun sendiri, memulai segalanya dari nol, bahkan tanpa dukungan moral maupun finansial dari orang tua. Dan aku adalah salah satunya.
Aku memutuskan untuk merintis bisnis sendiri karena satu alasan sederhana: aku tidak ingin waktuku habis hanya untuk bekerja di bawah perusahaan orang lain. Hidup terlalu singkat jika hanya digunakan untuk membangun mimpi orang lain. Aku ingin berkembang, sukses, dan meraih cita-citaku sendiri. Tapi jalan menuju ke sana tidak pernah mudah.
Segalanya aku kerjakan sendiri. Dari menyusun strategi, turun langsung ke lapangan, menyusun laporan, menjawab klien, hingga beres-beres kantor. Bukan karena aku tak punya pilihan, tapi karena aku tahu: semua hal besar dimulai dari yang kecil, dan semua yang kecil butuh dedikasi total.
Aku bukan orang yang money-oriented. Uang penting, tapi bukan tujuan utamaku. Aku kerja keras bukan semata mengejar angka di rekening, tapi karena aku ingin hidupku bermakna. Aku ingin setiap waktu yang aku habiskan punya arah, punya tujuan, dan punya dampak. Pernah aku jatuh. Pernah rugi jutaan. Pernah juga drop secara fisik dan mental. Tapi justru dari situ aku belajar: ketangguhan tidak dibentuk di atas kenyamanan, tapi di tengah tekanan.
Aku sempat kerja untuk orang lain juga. Bukan karena menyerah, tapi karena aku butuh modal untuk mendorong mimpiku maju. Aku jalani double job. Siang jadi karyawan, malam jadi pemilik usaha. Capek? Banget. Tapi aku percaya satu hal: proses tidak akan pernah mengkhianati hasil.
Dari semua itu, aku jadi pribadi yang tahan banting. Aku belajar punya value yang tidak bisa dibeli. Aku punya skill, dan yang lebih penting: aku punya kemauan yang nggak semua orang bisa dan mau. Banyak orang hanya melihat dari luar tanpa tahu betapa kerasnya aku berjuang di balik layar. Kadang aku diremehkan, mungkin karena sikapku yang low profile. Tapi itu pilihan sadar. Aku tidak perlu terlihat ‘wah’ untuk merasa cukup. Aku tidak butuh validasi orang lain untuk tahu bahwa aku hidup dengan tujuan.
Yang penting, aku hidup dengan jujur. Aku jalani semuanya dengan hati. Dan kalau aku bisa jadi berkat untuk orang lain dari apa yang aku bangun itu sudah cukup buatku.
Aku belum sampai di garis akhir. Tapi aku tahu, aku sudah berada di jalan yang tepat. Dan itu lebih dari cukup untuk membuatku terus berjalan.
Views: 4
Posting Bukan Sekadar Kerja, Tapi Proses Jadi Versi Terbaik Diriku ditampilkan lebih awal di .
from https://ift.tt/k58OERM
via IFTTT
Komentar
Posting Komentar