Ada masa dalam hidupku ketika daratan terasa terlalu bising. Pikiran tak pernah benar-benar diam, hati seperti dihujani gelombang yang tak ada henti. Saat itulah aku menemukan pelarian yang tak pernah aku sangka: scuba diving
Begitu tubuhku terendam, dunia berubah. Suara berkurang, hanya tersisa gelembung napasku yang teratur. Arus laut tak pernah bisa ditebak, kadang lembut, kadang mendorongku kuat seolah ingin mengajakku pergi lebih jauh. Namun di situlah letak magisnya: aku belajar mengikuti, menyesuaikan, dan menerima bahwa tidak semua hal bisa aku kendalikan.
Di bawah sana, biota laut menyambutku. Ada ikan-ikan mungil yang lucu, seperti menari di antara terumbu karang yang memamerkan warna-warni alami mereka. Ada coral yang cantiknya membuatku lupa akan segalanya, dan bahkan bangkai kapal yang berdiri anggun dalam kesunyian, menyimpan kisahnya sendiri. Semua itu seperti mengajakku untuk sekadar hadir tanpa masa lalu, tanpa masa depan.
Diving, bagiku, adalah meditasi. Aku hanya fokus pada diriku sendiri: napas, gerakan, dan apa yang ada tepat di hadapanku. Tidak ada distraksi, tidak ada drama. Namun anehnya, justru di tempat cub seindah dan setenang itu, aku juga menemukan sesuatu yang tak pernah aku rencanakan, jatuh cinta. Pada hal yang seharusnya tak aku bawa pulang, pada rasa yang tak semestinya aku genggam.
Mungkin begitulah laut mengajariku. Ada keindahan yang hanya bisa dinikmati di tempatnya, bukan untuk dimiliki. Dan saat aku naik kembali ke permukaan, aku membawa pulang bukan orang atau benda, tapi ketenangan, hadiah terindah yang diberikan laut untukku.
Views: 0
Posting Menyelam ke Dalam Ketenangan ditampilkan lebih awal di .
from https://ift.tt/XbrmiGF
via IFTTT
Komentar
Posting Komentar